Minggu

puisi

Tema perjuangan
PUISI - PUISI CHAIRIL ANWAR

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu



MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang



KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi




DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.



MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang



PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh




AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi




PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.



HAMPA


Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.


DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling



SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...



SENJA DI PELABUHAN KECIL


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap





CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.


MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!


YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku


DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah





Tema cinta



Buat Gadis Rasid

Antara
Daun-daun hijau
Padang lapang dan terang
Anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian
Burung-burung merdu
Hujan segar dan menyembur
………………..

Kita terapit, cintaku
—-mengecil diri, kadang bisa mengisar setapak—-
Mari kita lepas, kita lepas jiwa mencari jadi merpati
Terbang
Mengenali gurun, sonder ketemu, sonder mendarat
—-the only possible non-stop flight
tidak mendapat

………..kita berbaring bulat telanjang
sehabis apa terucap di kelam tadi, kita habis kata sekarang
………..
Maka cintaku sayang, kucoba menjabat tanganmu
Mendekap wajahmu yang asing, meraih bibirmu di baalik rupa
Kau terlompat dari ranjang, lari ke tingkap yang
Masih mengandung kabut, dan kau lihat di sana……..

Saat Chairil mengalami patah hati, ia pun berubah menjadi sosok sendu yang sentimentil. Seperti yang tergambar dalam puisinya ”Senja di Pelabuhan Kecil” berikut ini:

Senja di Pelabuhan Kecil
(buat Sri Aryati)

Ini kali tiada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal,perahu tiada berlaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyusur semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sendu penghabisan bisa berdekap

Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kecup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda paling liar, pacu laju
Jangan tambatkan pada siang dan malam


Lagu Biasa

Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru berkenalan. Cuma berpandangan
Sungguhpun samudera jiwa sudah selam berselam
Masih saja berpandangan
………..
Ia mengerling. Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari
Ketika orkes memulai Ave Maria
Kuseret ia ke sana…….

Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
Menatap lama ke dalam pandangnya
Coba memisah matanya menantang
Yang satu tajam dan jujur yang sebelah
Ketawa diadukannya giginya pada
Mulut Chairil; dan bertanya: Adakah, adakah
Kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahukah di kini, bisa katakan
Dan tunjukkan dengan pasti di mana
Menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-jiwa saling berganti. Dia
Rapatkan
Dirinya pada Chairil makin sehati;
Hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras,
Menuntut tinggi tidak setapak berjarak
Dengan mati.



Sajak Putih
Buat tunanganku Mirat

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagimu menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah……
Buat Miratku, Ratuku! Kubentuk dunia sendiri
Dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kecuplah aku terus, kecuplah
Dan semburkanlah tenaga da
hidup dalam tubuhku….***




Tema persahabatan
Salam perpisahan
Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
Paradigma ?!!!
Hari demi hari terus berjalan
Pergantian waktupun tidak dapat dielakan
Perubahan adalah sebuah realitas yang harus dihadapi
Sebagai konsekwensi logis atas akhir dari setiap langkah
Paradigma hidup merupakan acuan dalam melangkah
Sebagai barometer dalam menjalani hidup
Menuju sebuah wujud misteri
‘Cita-cita’
Perenungkan kembali tentang Paradigma hidup
Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa
Katakanlah kamu bisa untuk meraihnya
Sahabat
Dulu kita dapat tertawa bersama
Tak ada hal yang disembunyikan dari tatapan mata kita
Ku tau dirimu
Seperti dirimu mengenal diriku
Kita telah mengukir cerita indah tuk dikenang
Kemarin saat kenangan itu terukir
Hari ini saat kita mengulang ceritanya
Esok ketika kita tersenyum ketika mengenangnya..
Ku tak ingin melihatmu berharap lebih
Karena kau adalah SAHABAT ku
Berbagi tawa
air mata
amarah..


Ternyata Hati Ku Tak Bisa Berdusta

Meski ku coba melupakan mu
Tetap tak bisa ku menghapusmu
Tulus cintaku telah kuberikan padamu
Ku takan sesali mencintai dirimu
Wanita terindah pernah jadi mimpiku
Tak pernah menyesal mengenal dirimu
Walau Jalan yang kutempuh tak tertuju padamu
Meskipun kini kau kuhindari
Tapi hatiku tak bisa kupungkiri
Maaf ku terlalu mencintaimu
Ku mencintaimu karena hatiku mencintaimu
Telah terukir dirimu dalam hatiku
Telah terangkai mimpi-mimpiku bersamu
Bila kumiliki dirimu untuk bahagia
Tak ada niatku untuk pernah melukaimu
Tak pernah kupahami rasa ini
Walaupun selalu kuterima lelah dan duka karena menyayangimu
Tapi perihku selalu membuatku bahagia
Biarlah tetap terjaga rasa ini hingga akhir nafasku ini


Puisi Ulang Tahun
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru…
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku…
Karena ibadahku masih pas-pasan…
Kuraba dahiku…
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah….
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah…..




Senja Di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap


Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang




Penerimaan
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.


Tema umum
Puisi Tahun Baru
Walau senja belum berlabuh
Walau malam belum berakhir
Dentum Meriam bak halilintar
Langit seakan pecah menyinari bumi
Saat itu kita merenung
Saat itu datangnya gembira
Seakan meriam teriakan malam
Cahaya kembang api pecahkan malam
Ingin kutinggalkan Luka lama
Untuk menyambut senyum yang baru
Tiupan terompet sebelum fajar
Saat kurangkai sebuah syair
Selamat Tahun Baru terlepas
Untukmu yang selalu kucintai
Untukmu yang selalu kusayangi



Puisi Tahun Baru
pagi ini
kalender berceceran
terompet berguguran
sehelai kenangan
terhempas
tertiup angin
dekat jam kota
yang waktunya
tak pernah lengang
December 20th, 2008 | Leave a Comment
Puisi Penyair
Ku ucapkan selamat tinggal kepada semua
Dan juga sedikit luahan rasa duka…
kepada penyair PUISI CINTA
pengarang PUISI CINTA
penulis PUISI CINTA
penyajak SAJAK CINTA
Peminat PUISI CINTA
Pemgumpul MADAH CINTA…
dimana sahaja mereka berada.
Yang sedang tidur
Yang sedang lelah
Yang sedang sakit
Yang sedang coma
Atau yang sudah mati!
Mati kerana ketakutan
Mati kerana kesibukan
Mati kerana menyembunyikan diri
Mati kerana melarikan diri
Dari kemanusian….
kejujuran dan keluhuran
dan…

Puisi Idul Fitri
Adalah kita insan biasa
Telah lahir di alam dunia
Sering sahaja membuat khilaf
Sama-sama berkelana
Sekeping hati dan segunung cabaran
Ada menanti dihujung sana!
Tangan dihulur…maaf dipinta
Lalu lahirlah satu ucapan
Penuh keikhlasan nada kesayuan….
Selamat hari raya idul fitri
Maaf dzahir dan bathin….!
Terdengar laungan takbir yang indah menyerlah
Terkedu isi dada menyerah pasrah
Air-mata berguguran…
Berlutut memohon keampunan…
Pada yang Satu….
Sesama insan.
Apa yang sudah….?
Adalah sebuah kenangan kemanusian
Dan sebuah kehidupan
Mengharapkan pelukan
Dari bayangan kasih sayang dan ampunan
Yang abadi…!
Tema ulang tahun

Ulang “Selamat” Tahun
Dalam suka mulut tertawa
Dalam duka mata berkaca
Dalam kaku pikir terpaku
Dalam waktu langkah satu-satu
Ada batu semangat tak mati kutu
Ada lubang jati diri tak hilang
Terseok-seok menyusur jalan berkelok-kelok
Jatuh bangun namun tetap tekun
Demi masa depan
demi kesejahteraan
demi kebahagiaan
demi Tuhan, teruslah berjuan


Puisi Selamat Ultah
Rentang waktu…..
terkadang membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa
Rentang waktu…..
terkadang membuat kita lupa bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa
Rentang waktu…..
terkadang membuat kita sadar bahwa kita hanya manusia yang tak punya apa-apa
selain jasad yang tak berguna
Rentang waktu…..
terkadang membuat kita sadar bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa
melainkan hati yang ada di dalam dada dan amal jasad yang lata
Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda
tergantung dalam keadaan apa kita berada
Namun Tuhan telah berkata,

“Hanya Akulah yang tahu umur manusia”.




Selamat Ulang Tahun
Ditengah merahnya mega
Di dalam sunyinya senja
Kutulis sebuah puisi padamu
Walau kutahu tak menarik untukmu
Sejalan berjalannya waktu
Berputarnya bumi
Terbenamnya mentari
Dan munculnya bulan di malam hari
Bertambah pula usiamu
Semoga engkau sehat selalu
Selamat ulang tahun sahabatku
Karena hanya itu yang dapat aku berikan padamu



Puisi Ulang Tahun
Sekian tahun sudah kehadiranmu mempengaruhi orang-orang sekitarmu,
dan setiap perbuatanmu telah membentuk karaktermu,
dan setiap langkahmu telah membawamu mendekati atau menjauhi
cita-citamu,
dan kelak…
setiap tarikan nafasmu akan dimintai pertanggungjawabannya,
untuk menentukan tempatmu di alam yang abadi…
Selamat Ulang Tahun
Semoga langkah-langkahmu semakin matang
dan selalu membawamu ke arah yang lebih baik.



Tema rumi
Kisah Lagu Seruling
Dengan alunan pilu seruling bambu
Sayu sendu lagunya menusuk kalbu
Sejak ia bercerai dari batang pokok rimbun
Sesaklah hatinya dipenuhi cinta dan kepiluan
Walau dekat tempatnya laguku ini
Tak seorang tahu serta mau mendengar
O kurindu kawan yang mengerti perumpamaan ini
Dan mencampur rohnya dengan rohku
Api cintalah yang membakar diriku
Anggur cintalah yang memberiku cita mengawan
Inginkah kau tahu bagaimana pencinta luka?
Dengar, dengar alunan lagu seruling bambu




Jalan Cinta yang Utama
.. Pencinta punya pelindung dalam pembuluh darahnya,
Pencinta sibuk membicarakan Cinta yang tak dapat dibandingkan.
Kata Akal, “Rukun iman yang lima perkara sudah mencukupi, tiada lagi jalan”
Cinta menjawab, “Ada sebuah jalan, berulang kali aku melaluinya!”
Akal melihat pasar, kemudian mulai berjualan
Cinta melihat ada banyak pasar di sebalik pasar akal.
Banyak al-Hallaj mereka temui di sana, mereka meyakini jiwa cinta
Dan menolak mimbar seraya memilih tiang gantungan
Pencinta yang faqir memiliki penglihatan hati penuh pesona
Orang yang hanga mengandailkan pada akal, hatinya gelap, semua disangkalnya
Akal berkata, “ Janganlah kakimu dijejakkan di situ,
Di halaman istana hanya duri yang tumbuh!”
Cinta berkata, “Duri-duri ini semuanya milik akal yang bersarang dalam dirimu!”
Waspadalah dan diam, buanglah duri kehidupan dari telapak kaki!
Supaya kau mendapat pelindung di dalam dirimu.
Shamsi Tabriz! Kaulah matahari dalam awan kata-kata;
Apabila matahari terbit, maka setiap kata pun sirna!




Cinta Maha Dahsyat… (Rumi)
Kerana cinta duri menjadi mawar
Kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta pentungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjadi keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara nampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta timbunan debu kelihatan sebagai taman
Kerana cinta api berkobar menjadi cahaya menyenangkan
Kerana cinta Saytan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu keras menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tidak menakutkan bagaikan tikus
Kerana cinta sakit menjadi sihat
Kerana cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan




Dunia Penuh Beban (Rumi)
Dari langit setiap saat wahyu turun ke dalam kalbumu,
“Bagaikan sampah berapa lamakah usia hidupmu di atas bumi? Naiklah!”
Sesiapa yang beban jiwanya berat, pada akhirnya akan menjadi sampah.
Apabila sampah memenuhi tong, bersihkan!
Janganlah lumpur itu dibuat kewruh setiap kali,
Agar air kolammu jernih dan sampah mudah dibuang dan dukamu sembuh.
Demikian roh, bagaikan obor, asapnya lebih tebal dibanding cahayanya.
Apabila gumpalan asap lenyap, cahaya dalam rumah tak akan dipermainkan lagi.
Kau sentiasa bercermin ke dalam air keruh,
Kerana itu bukan bulan ataupun matahari kau lihat
Apabila kegelapan menutup langit, matahari dan bulan tak nampak.
Angin utara bertiup, udara segar.
Untuk membawa udara segar angin sepoi bertiup pada waktu subuh.
Angin roh bertiup membuat segar dada yang sesak disebabkan derita.
Nafas ringan terhela dan jiwa rasa hampa.
Di bumi roh ialah pengembara asing, negeri tanpa ruang itulah yang ia rindukan,
Mengapa nafsu amarah sentiasa gelisah?
Roh suci, berapa lamakah kau akan mengembara di bumi?
Kau elang raja, terbanglah kembali kepada siul Baginda!

Inilah Cinta: Terbang tinggi ke langit…
Sekarang kulihat kekasih jiwaku,
mutiara segala ciptaan,
terbang ke langit bagaikan roh Mustafa;
Matahari malu melihat wajahnya,
di angkasa cuaca kelam kabut bagaikan hati;
Cahayanya membuat air dan lumpur lebih terang daripada api.
Kataku,
“Mana tangganya untuk tempat naik, tunjukkan! Aku ingin juga terbang ke langit!”
Ia menjawab,
“Tangga tempatmu naik ialah kepalamu, sujudkan kepalamu di bawah telapak kakimu!”
Apabila kau jejakkan kakimu di atas kepalamu, maka kakimu akan mengendarari bintang-bintang!
Apabila kau ingin mengarung angkasa luas, angkatlah kakimu ke langit, mari naik!
Di hadapanmu terbentang seratus jalan menuju langit, setiap subuh kau terbang tinggi ke langit seperti seuntai doa


Cinta Sejati (Rumi)
Apa yang mesti kulakukan o Muslim? Kerana aku tak mengenal diriku.
Aku bukan Kristian, Yahudi, Majusi dan bukan pula Muslim.
Aku tak berasal dari Timur atau Barat, tidak dari darat atau lautan.
Aku tidak dari alam, atau angkasa biru yang berputar-putar.
Aku tidak dari tanah, air, udara atau api.
Tidak dari bintang zuhra atau debu, tidak dari kewujudan dan wujud.
Aku tidak berasal dari India, China, Bulgar atau Saqsin.
Tidak dari kerajaan Iraq atau Khurasan.
Aku tidak berasal dari dunia ini, tidak dari alam akhirat,
Tidak pula dari syurga atau neraka;
Tidak daripada Adam dan Hawa, atau Taman Eden dan Malaikat Ridwan
Tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak.
Aku bukan milik tubuh dan jiwa, aku milik jiwa Kekasih.
Kubuang dualitas, kupandang dua alam satu semata;
Satu sahaja yang kucari, Satu yang kukenal, kulihat dan kuseru
Dialah Yang awal dan yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin.





Cinta Adalah
Inilah Cinta: Terbang tinggi ke langit
Setiap saat mencampakkan ratusan hijab
Pertama kali menyangkal hidup (zuhud),
Pada akhirnya (jiwa) berjalan tanpa kaki (tubuh)
Cinta memandang dunia telah raib
Dan tak mempedulikan yang nampak di mata

Ia memandang jauh ke sebalik dunia bentuk-bentuk
Menembus hakikat segala sesuatu















Anggota Kelompok :
Aknes (06)
Andina Dyah.A. (08)
IKa Septihani S.S. (24)
Nora Vicki Y. (34)

Dampak Internet

Internet merupakan jaringan rangkaian komputer dengan rangkaian komputer lain di seluruh dunia. Internet berguna untuk kita berkomunikasi dan bertukar informasi, file, data, suara, gambar dan sebagainya antara individu dan manusia diseluruh dunia.
Penggunaan internet tergantung pada pemakainya bagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi itu. namun semestinya harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan internet atau di dalam dunia maya. Berikut adalah langkah praktis jika anda ingin anak anda dan anda bebas dari label gaptek namun terhindar dari paparan informasi menyesatkan :
1. Peran orang tua sebagai pendamping sangatlah dibutuhkan. kondisikan bahwa masuk ke situs negatif (konten porno/kekerasan) itu sesuatu yang tabu, sehingga penggunaan komputer harus terbuka dan orang tua harus bisa melihat.
2. Letakkan komputer di ruang keluarga atau ruangan yang sering dilewati umum sehingga dapat terus dipantau kegiatan anak saat mengakses internet (sebaiknya tidak di kamar tidur anak) .
3. Tentukan waktu online bersama. Orang tua dan anak bersama-sama duduk di komputer, berdiskusi tentang berbagai informasi dari internet.
4. Pembatasan waktu browsing. Biasakan anak untuk disiplin mematuhi batasan waktu menggunakan internet. Hindari anak duduk didepan komputer hingga larut malam.
5. Komunikasikan manfaat positif maupun negatif internet kepada anak secara gamblang. Jelaskan, internet adalah media informasi yang paling praktis serta tak terbatas. Namun, ada beberapa pihak yang memanfaatkan internet untuk maksud-maksud yang tidak baik.

Oleh sebab itu internet sangat - sangat berguna di masa sekarang dan yang akan datang. Seperti yang telah di ramalkan oleh Bpk Microsoft kita Mr Bill Gates bahwa suatu saat setiap rumah akan memiliki komputer seminim-minimnya 1 dan akan saling terhubung melalui jaringan internet. Jika Anda tergolong orang yang masih awam mengenai komputer maka Anda harus cepat-cepat belajar karena dunia masa depan adalah dunia informasi. Dengan teknologi internet ini maka informasi apa saja dapat Anda peroleh dalam sekejap mata.




DONI KURNIAWAN
9 F /06

makalah smk

PROPOSAL
PERUSAHAAN MEBEL





Untuk memenuhi
Tugas Kewirausahaan
Akhir semester











Disusun oleh :
 Sutiana
 Wahyu Januarisky
 Wahyu Christy Octa.V


SMK PEMUDA I KESAMBEN
2007 / 2008


KATA PENGANTAR



Sebelumnya kami menyampaikan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas di SMK Pemuda I Kesamben.

Dalam penyusunan ini, kami memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sepatutnyalah kami menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya.

Walaupun karya tulis ini, sudah kami susun dengan baik tentu masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran, sangat kami harapkan. Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat untuk kita semua







Kesamben,
12 Juni 2008


Penulis

1. KATA PENGANTAR
1. Tujuan usaha :
- Mengembangkan usaha dan bakat serta mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.
2. Manfaat umum :
- Melayani masyarakat sekitar dalam hal kebutuhan rumah tangga ( perabot )
3. Manfaat ekonomis :
- Mendapat laba

II. UMUM
1. Nama perusahaan :
- Mebel Sejati
2. Pemilik perusahaan :
- Bapak Kurniawan
3. Bentuk perushaan :
- Perseroaan / Tunggal
4. Bidang usaha :
- Dagang
5. Tempat kedudukan / Lokasi usaha :
- Ds. Kalirejo. RT 15 RW 04 No. 364 Kalipare
6. Jumlah tenaga kerja
- Tiga orang

III. ASPEK PRODUK YANG DIBUAT
1. Jenis barang yang dibuat :
- Almari, Meja, Kursi, Dipan, Pintu.
2. Banyaknya barang yang akan dibuat :
- Sesuai permintaan konsumen.
3. Profil para konsumen yang dituju :
- Mendapatkan barang dagangan sesuai dengan keinginan.

IV. ASPEK PEMASARAN PRODUK
1. Jasa atau produk yang akan dipasarkan :
- Almari, Meja, Kursi, Dipan, Pintu
2. Profil para konsumen yang akan dituju :
- Mendapatkan barang dagangan sesuai dengan keinginan , agar memperoleh kepuasan.
3. Potensi pasar
a. Lokasi daerah pemasaran :
- Daerah sekitar, dan sebagian di wilayah Malang selatan.
b. Jumlah potensi pemasaran
 Individu : 1 Barang / produk
 Keluarga : 2 s/d 3 produk
 Organisasi : 3 s/d …..Produk
4. Kondisi para pesaing
a. Nama Perusahaan :
- Mebel utara
b. Jenis usaha :
- Dagang
c. Lokasi perusahaan :
- Ds. Arjowilangun, RT 02 RW 01 No. 210 Kalipare
d. Fasilitas pelayanan
- Memadai
e. Jumlah konsumen potensial :
- 20 s/d 50

5. Pasar efektif yang dapt dikuasai
a. Nama perusahaan :
- UD. Abadi
b. Alamat perusahaan :
- Ds. Kalipare, RT 20 RW 03. No. 193 Kalipare
c. Kapasitas pembelian :
- Grosir

6. Pasar yang direncanakan
a. Perorangan :
b. Keluarga :

7. Penetapan harga produk
a. Harga yang ditawarkan :
- Diatas harga pokok
b. Prosedur penetapan harga jual
- Harga jual = Harga beli bahan + biaya gaji + laba yang diharapkan

8. Distribusi yang akan dilakukan
a. Secara :
-
b. Secara :
-
9. Strategi promosi
a. Melalui media cetak :
-
b. Melalui media elektronik :
- Radioa
c. Melalui media sales promotion :
-

10. Sistem penjualan produk
a. Langsung :
- Produk / barang dagangan, langsung diperjualkan ke konsumen.
b. Semi langsung :
-
c. Tidak langsung :
Prooduk / barang dagangan, makelar dahulu agar sampai ketangan konsumen.


V. ASPEK TEKNIS
0. Perencanaan display
a. Untuk kantor :
-
b. Untuk toko :
-
c. Untuk pasar :
-
d. Untuk butik :
-
e. Untuk Suplier :
-
f. Untuk organisasi :
-

1. Denah lokasi usaha :



2. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) :
-
3. Proses mempersiapkan pelayanan
Kepada konsumen atau pelanggan :
-
4. Kebutuhan tenaga kerja dan
Kualifikasinya :
- Tenaga kerja yang professional dan ahli di bidang pertukangan
5. Peranan kerja yang dibutuhkan :
- Martil/ palu, Paku, gergaji, ketam.
6. Bahan baku yang digunakan :
- Kayu jati.
7. Jadwal memulai usaha :
- Mulai jam 07.00 s/d 16.30 WIB

VI. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1. Jenis dan volume pekerjaan :
-
2. Struktur organisasi :
1. Pemimpin
2. Karyawan 1
3. Karyawan 2
4. Karyawan 3
3. Uraian pembagian pekerjaan beserta hak dan wewenangnya.
1. Pemimpin wewenangnya adalah mengawasi pekerjaan dan memberikan pengarahan.
2. Karyawan 1,2,3 wewenang adalah menjalankan pekerjaan sesuai tugas dari pemimpin.
4. Sistem balas jasa yang akan digunakan :
- Pemberian bonus, apabila pekerjaan dapat memuaskan konsumen.
- Pemberian cuti
5. Sistem pembinaan personil kelompok usaha :
- Pembinaan ini dilakukan oleh tenaga ahli dan pemimpin.

VII. ASPEK YURIDIS
1. Akte pendirian usaha.
-
2. Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah tangga :
-
3. Tata tertib kerja
- Selama jam bekerja, karyawan tidak diperkenankan meninggalkan
kantor.
4. Keselamatan kerja
- Semua karyawan mendapat jaminan keselamatan kerja ( segala penyakit yang diderita karyawan selama masih berhubungan dengan pekerjaan ditanggung perusahaan )
5. AMDAL ( Analis Mengenai Dampak Likungan )
-
6. Status Kepemilikan Usaha
a. Pemilikan kelompok usaha
Tunggal / perseorangan
b. Struktur permodalan usaha
- Modal sendiri
- Modal pinjaman
7. Surat-surat perjanjian dagang dengan pihak ketiga
-
8. Bentuk badan usaha
Perseorangan
9. Izin usaha
a. SITU :
-
b. SIUP :
-
c. NPWP :
-

VIII. ASPEK ADMINITRASI
1. Tata Usaha dan personalia
a. Daftar hadir karyawan :
-
b. Agenda surat masuk :
-
c. Agenda surat keluar
-
d. Arsip kegiatan TU dan personalia :
-
2. Pemasaran produk
a. Daftar konsumen atau pelanggan :
No Nama Alamat


b. Daftar harga produk :



c. Faktor pengiriman produk :



d. Tanda bukti pembayaran :



e. Arsip kegiatan pemasaran :




3. Pengadaan produk
a. Kartu persedian produk :
- kartu yang digunakan untuk mencatat harga pokok barang yang masuk ( dibeli ) maupun yang dikeluarkan untuk ( dipakai ).

b. Pengaturan penyimpangan produk :
- Produk / barang dagangan di simpan di tempat penyimpan yang
sudah tersedia, disebelah ruang kerja
c. Keamanan produk :

d. Kebersihan produk :
Produk / barang dagangan dipastikan kebersihanya, karena hamper setiap harinya, produk didalam tempat penyimpanan selalu dibersihkan.
4. Keuangan atau permodalan

a. Buku utang piutang :
-
b. Buku Besar :
-
c. Buku jurnal kas :
-
d. Budget kas :
-
e. Neraca :
-
f. Rugi atau laba :
-
g. Tanda bukti pemasukan /
Pengeluaran kas :
-
5. Bagan / Skema arus dokumen
1. Sumber modal
a. Modal sendiri Rp. 20.000.000,-
b. Modal asing Rp.
c. Pinjaman kredit dari bank Rp. 10.000.000,-
d. Pinjaman dari pihak ketiga Rp.
e. Pinjaman lain-lain Rp.
2. Modal atau investasi Rp. 20.000.000,-
a. Tanah seluas m2 Rp. 20.000.000,-
b. Bangunan selauas m2 Rp. 10.000.000,-
c. Mesin – mesin atau peralatan Rp 20.000.000,-
d. Peralatan kantor Rp.__________________
Jumlah modal investasi Rp 35.000.000,-




X. MODAL KERJA SETIAP PERIODE PERPUTARAN UNTUK TIGA
BULAN PERTAMA
1. Gaji atau upah
a. Pemilik perusahaan : Rp 20.000.000,-
b. Tenaga ahli : Rp
c. Tenaga kerja biasa : Rp. 7.500.000,-___________
Jumlah kebutuhan gaji Rp. 27.500.000,-
2. Bahan - bahan baku
a. Biaya bahan langsung : Rp. 36.000.000,-
b. Upah langsung : Rp. -
c. Biaya tak langsung : Rp. -____________________
Jumlah kebutuhan dana bahan pembantu Rp. 36.000.000,-
3. Bahan pembantu
a. Lem : Rp. 100.000,-
b. Spiritus + pelitur : Rp 645.000 + 1.000.000
c. Paku : Rp 325.000,-_____________
Jumlah kebutuhan dana bahan pembantu : Rp. 1.425.000,-
4. Transport bahan baku dan pembantu : Rp 292.500,-
5. Perlengkapan pengadaan bahan baku dan
pembantu : Rp. 300.000,-
6. Penyusutan : Rp 500.000,-
7. Biaya lain : Rp. 150.000,-_____________
Jumlah kebutuhan dana keseluruhan Rp. 1.242.500,-

Rekapitulasi dana yang dibutuhkan
1. Jumlah modal investasi : Rp. 35.000.000,-
2. Jumlah kebutuhan gaji : Rp. 27.500.000,-
3. Jumlah kebutuhan dana bahan baku : Rp. 36.000.000,-
4. Jumlah kebutuhan dana dan pembantu : Rp. 1.425.000,-
5. Jumlah kebutuhan dana
a. Transportasi : Rp. 292.500,-
b. Perlengkapan : Rp. 300.000,-
c. Penyusutan : Rp. 500.000,-
d. Biaya lain-lain : Rp. 150.000,-
Jumlah kebutuhan modal keseluruhan Rp.101.167.500,-

contoh tabungan

TUGAS MANDIRI
MATEMATIKA






DI SUSUN


O
L
E
H



SUSILOWATI
( 814 341 909 )















UNIVERSITAS TERBUKA MALANG
FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR






I Mata Uang dan Pembelajarannya di SD dengan
Media dan Metode yang Sesuai


Sebelum manusia mengenal mata uang sebagai alat tukar / alat tukar kegiatan jual beli pada dulu dengan cara tukar menukar standar barang ( barter ) dan mereka juga menggunakan alat tukar yang lain seperti emas.
Mata uang yang dipergunakan oleh setiap bangsa jenisnya satu sama lain berbeda. Demikian pula dengan standar besarnya atau nilainya kita mengenal mata uang al :
• Rupiah untuk orang Indonesia
• Ringgit untuk orang Malaysia
• Dolar untuk orang Amerika
• Pounderling untuk orang Inggris.

Dengan mengenali macam – macam nilai mata uang ataupun, sangat membantu kita dalam mengelompokkan nilai uang.
Contoh : Nilai uang Rp. 1.375,00 apabila di kelompokkan ke dalam macam-macam mata uang, diantaranya akan diperoleh :
a) 1 lembar uang dengan nilai Rp. 1.000,00
b) 3 lembar uang dengan nilai Rp. 100, 00
c) 1 keping uang dengan nilai Rp. 50,00
d) 1 keping uang dengan nilai Rp. 25,00

disamping kita dapat mengelompokkan nilai uang dengan jumlah tertentu ke dalam macam – macam mata uang, kitapun dapat menghitung besarnya nilai uang dari kelompok mata uang.
Untuk pengajaran konsep mata uang beserta operasinya dapat dilakukan dengan cara Demontrasi dan pemberian tugas ( latihan ).
Dilakukan strategi belajar semacam itu agar murid di dalam memahami pengertian macam – macam mata uang tidak asing dalam menghadapi kondisi praktis yang ada di sekitar mereka.
Dalam kegiatan pembelajaran mengenai uang dan perdagangan, akan di bahas mengenai pengertian untung dan rugi beserta persentasenya.
Dalam hal ini penetapan untung dan rugi dapat ditentukan berdasarkan harga pembelian ataupun harga penjualan.
Seseorang akan memperoleh untung apabila yang bersangkutan menjualkan barang – barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian. Begitu pula sebaliknya . berarti ada selisih antara harga jual dan harga beli .
Perhitungan besarnya keuntungan atau kerugian dari suatu penjualan terkadang ditentukan oleh situasi yang sebaliknya.
Besarnya nilai keuntungan atau kerugian dalam suatu perdagangan sering dinyatakan dalam nilai persentase.
Nilai persentase untung atau rugi pada dasarnya mengalikan perbandingan nilai untung atau rugi dengan suatu harga pembelian / penjualan terhadap nilai 100 %.
Contoh :
Pak Agung membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 4.500.000,00.
Satu tahun kemudian tanah Pak Agung dijual Rp. 6.000.000,00 . berarti keuntungan Pak Agung sebesar Rp. 1.500.000,00.
a) Persentase keuntungan Pak Agung terhadap harga pembelian adalah
1.500.000 x 100 % = 33,33 %
4.500.000
b) Persentase Keuntungan Pak Agung terhadap harga penjualan adalah :
1.500.000 x 100 % = 25 %
6.000.000

2. Pengiriman dan Penyimpanan Uang serta pembelajaran di SD


BENTUK - BENTUK PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN UANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari apa yang dinamakan uang.
Uang berfungsi sebagai alat bayar, alat tukar dan juga sebagai alat investasi / menyimpan modal . Kalau perdagangan tersebut sudah meruapakan perdagangan antar daerah tentu akan dicari sarana yang praktis ntuk transaksi jual beli tersebut.
Misal Transaksi jarak jauh
Si penjual dan Si pembeli tetap berada di kotanya / di daerahnya masing-masing . untuk pembayaran transaksi jual beli bisa dilakukan dengan Pos. selain itu juga bisa melalui Bank, yaitu dengan cara transfer Bank. Hanya saja kalau transfer bank ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang menjadi nasabah Bank saja.

Karena sekarang zaman sudah maju dan teknologi sudah berkembang dengan pesat, oleh karena itu sekarang ini dimana mana sudah berdiri bank sebagai lembaga keuangan yang fungsinya menerima simpanan masyarakat, yang bisa berupa tabungan, simpanan deposit. Simpanan masyarakat ini oleh bank akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.
Akan tetapi ada sebagian orang memilih membeli surat – surat berharga seperti saham dan obligasi untuk menyimpan uang dengan kata lain untuk investasi.
Adapun mengenai pengiriman dan penyimpanan bisa juga melalui WESEL POS.
Wesel Pos adalah suatu blangko yang dikeluarkan ole PN, Postel yang di gunakan untuk pengiriman uang melalui pos ialah :
• Kolom pengiriman , jumlah uang dan tanggal pengiriman
• Kolom alamat dan kolom uang
• Kolom berita
Contoh wesel POS


















WESEL ialah :
Suatu perintah membayar dari seseorang ( yang mempunyai piutang ) kepada orang yang mempunyai utang kepadanya.
Di dalam wesel tercantum hal-hal sebagai berikut :
a. Pada ruangan kata ( teksnya ) harus ada menyebut kan wesel / surat wesel.
b. Perintah tidak bersyarat mengenai pembayaran sejumlah uang.
c. Nama yang akan membayar.
d. Penetapan hari pembayaran
e. Penetapan tempat, dimana wesel itu harus di bayar.
f. Nama orang yang di tunjuk kepada siapa pembayaran itu harus dilakukan.
g. Tanggal dan pembuatan wesel.
h. Tanda tangan pembuat.


Contoh wesel

Bandung, 5 Desember 1986
















WESEL ADA DUA JENIS YAITU :
a. Wesel yang berbunga
Pada wesel ini harus di cantumkan bunga – bunga wesel pertahunnya.
Nanti pada saat menerima, penarik akan memperoleh nilai nominal wesel di tambah bunga.
b. Wesel tidak berharga
Pada saat penarik menerima pembayaran, hanya akan menerima sejumlah nominalnya.

Wesel berfungsi sebagai :
a. Alat pembayar ( membeli barang dengan mengeluarkan wesel )
b. Sebagai alat kredit ( meminjamkan uang dalam mengeluarkan wesel atau menjaminkan uang dalam mengeluarkan wesel atau menjaminkan wesel.

TABUNGAN ialah
Simpanan dari pihak ke tiga kepada bank yang penarikanya ( pengambilan ) hanya dapat di lakukan menurut syarat-syarat tertentu .
Jenis-jenis Tabungan :
a. Tabungan pembangunan Nasional ( Tabanas )
b. Tabungan asuransi Berjangka. ( Taska )

TABANAS adalah
Bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan . tabanas pertama kali di canangkan pada Th 1971 yang terdiri dari :
a. Tabanas Umum
b. Tabanas yang berlaku bagi perseorangan dilaksanakan secara mandiri – sendiri oleh penabung yang bersangkutan .
c. Tappelpram ( Tabungan Pemuda, pelajar dan pramuka )
d. Tabanas Pegawai
( Tabanas khusus pegawai dari semua golongan kepangkatan di lingkungan departemen lembaga / instansi pemerintah dan perusahaan pemerintah maupun swasta yang dilakukan secara kolektif

syarat – syarat Tabanas :
• Menyetor uang tunai ( minimal Rp 250 ), cek atau bilyet Giro
• Dalam satu bulan dapat di ambil hanya 2 kali
• Penabung hanya dapat memiliki satu buku tabungan simpanan sampai dengan Rp. 1.000.000,- jasanya 12 %

TASKA ialah
Taska ( Tabungan Asuransi Berjangka )
Yaitu bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa
Taska ada beberapa jenis yaitu :
a. Seri A dg nominal Rp. 6.300,- dab jangka waktu 1 Th
b. Seri B merupakan kelipatan dari seri A dengan nominal Rp. 12.000,- dan maksimal Rp. 504.000 dengan jangka waktu 1 Th.
c. Seri C terdiri dari sepuluh jenis yaitu seri C , sampai C 10 dengan jangka waktu 3 tahun dan besarnya nilai nominal tergantung dan besarnya nilai nominal tergantung dari kebijaksanaan bank yang bersangkutan.


DEPOSITO adalah
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat di lakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dari bank. Orang yang menyimpan uang dalam bentuk deposito dinamakan DEPOSAN .
Macam – macam Deposito :
a. Deposito Valuta asing berjangka
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank dalam bentuk mata uang asing
b. Deposito On Call
Simpanan yang tetap berada di bank selama deposan tidak membutuhkanya.
( apabila akan menarik simpanan terlebih dahulu memberiahukanya kepada bank)
c. Deposito Automatic Roll - Over ( ARO )
Deosito yang sudah jatuh tempo, tetapi belum di uangkan berarti uang deposan mengnganggur tanpa bunga.
Dengan Deposito Automatic Roll Over uang deposito secara otomatis di perhitungkan bunganya, begitu jangka waktu deposito habis waktunya, uang deposan akan terus di beri bunga dan tidak pernah mengganggur seandainya deposan tidak menarik simpananya yang sudah jatuh tempo.

CEK adalah suatu surat perintah membayar sejumlah uang dari seorang nasabah kepada bank. Pemilik rekening tersebut dinamakan nasabah bank yang masing – masing nasabah memiliki nomor rekening sebagai alat untuk mengambil uang jika nasabah memerlukannya maka bank akan memberikan buku cek.
Cek boleh di tolak oleh penerima jika mereka meragukan cek tersebut.
Sebuah cek dapat dinamakan cek apabila memuat :
1. Nama bank
2. Nomer rekening nasabah yang bersangkutan
3. Tempat dan tanggal pembuatan cek
4. Tanda tangan yang memberi perintah
5. Perintah membayar sejumlah uang.
6. Cap nasabah ( apabila ada / perusahaan instansi )








Contoh cek :












MACAM – MACAM CEK
1. Cek pada Si pembawa
Cek yang tidak menyebut nama penerima . pembayaranya dapat dilakukan kepada siapa saja yang membawa cek tersebut.
2. Cek atas nama :
Pembayaranya hanya dapat dilakukan kepada orang yang namanya tercantum pada cek tersebut.
3. Cek Perjalanan :
Cek yang dapat di pakai oleh mereka yang berada dalam perjalanan / bepergian
4. Cek bersilang :
Cek yang bagian mukanya di beri dua garis sejajar yang menunjukkan bahwa cek tersebut hanya dapat di bayar kepada bank.
Cek semacam ini tidk dapat di tunaikan, cek bersilang ini ada dua macam :
• Cek silang umum :
Cek yang di beri silang dan di antara kedua garis silang itu tidak dicantumkan nama bank.
• Cek silang khusus :
Cek yang di beri silang di mana di antara kedua garisnya di cantumkan nama Banknya.
Yang di maksud cek Mundur adalah :
Sehelai cek yang di buat pada saat ini tetapi tanggalnya pada cek di tulis mundur.
Berlakunya cek adalah :
Sejak tanggal yang tercantum dalam cek itu sampai batas tujuh puluh hari.

SAHAM
Surat saham disebut juga surat SERO adalah :
Suatu surat benda bukti menanamkan sejumlah dalam suatu perusahaan.
Bagian laba yang di terima oleh pemegang saham tersebut di namakan DEVIDEN yang di terima pada waktu-waktu tertentu .
Contoh


















BENTUK – BENTUK SAHAM
1. Saham atas nama yaitu :
saham yang dicantumkan nama pemegang sahamnya. Saham ini tidak dapat diperjualbelikan
2. Saham Pembawa ( Terbuka ) yaitu :
Saham yang dikeluarkan tanpa nama pemegang sahamnya.
3. Saham biasa yaitu :
Saham yang mempunyai hak-hak prioritas istimewa. Pemegang saham ini dalam mendapatkan deviden sangat tergantung turun naikknya keuntungan perusahaan, jadi deviden yang akan diterimanya tidak tetap.
4. Saham Istimewa yaitu :
Saham yang mempunyai hak-hak istimewa
Lembaran saham terdiri dari dua bagian yaitu :
• Lembar induk disebut Mantel.
Merupakan bagian muka luar saham yang berisi pernyataan perusahaan sebagai bukti keikutsertaan pemilikan saham.
• Lembar belakang yaitu :
Lembar yang digunakan untuk alat mendapatkan hak laba ( deviden ) lembar belakang ini disebut juga lembar deviden / Talon.
Nilai saham terdiri dari nilai nominal dan nilai jual . Nilai Nominal yaitu nilai yang tercantum lembaran

SAHAM

Nilai jual terdiri dari :
1. Sama dengan nilai nominal
2. Di bawah nilai nominal
3. Di atas nominalnya


OBLIGASI adalah Surat tanda pinjaman uang yang uang dalam jumlah yang besar, dapat dilakukan dengan berbagai cara ( pinjaman )
1. Pinjaman jangka pendek yaitu :
Pinjaman yang harus di kembalikan sebelum masa satu tahun.
2. Pinjaman jangka panjang yaitu :
Pinjaman yang akan di kembalikan setelah lebih dari satu (1) tahun.
OBLIGASI yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan terdiri dari :
• Atas dasar jaminan ( anggaran ) barang / benda
• Tanpa jaminan ( atas kepercayaan saja )
Pemegang obligasi ini disebut KUPON
Tanggal pembayaran bunga disebut Hari Kupon
Kupon yang di bayarkan kepada para pemegang obligasi terdiri dari :
• Bunga tetap / obligasi biasa
( Dasar bunganya tidak berubah )
• Besarnya bunga berubah
(dasar bunganya berubah dan terus meningkat )





Contoh – contoh Obligasi :

seting gprs

SETTING OTOMATIS GPRS
[ Over The Air/ OTA ]

TELKOMSEL [ Simpati / Halo / As ]
Caranya :
Ketik pesan SMS : SMerkHPTipeHP
Kirim ke : 5432
Contoh :
S Nokia 3100
S Ericsson P800

Tarif pesan kirim SMS : - Rp. 250,- (kartuHALO) - Rp. 350,- (simPATI)

Selanjutnya Anda akan menerima Configuration Message sesuai type dan fasilitas yang ada pada ponsel Anda, simpan Configuration Message yang Anda terima dan Anda dapat mulai menggunakan layanan GPRS.
Beberapa ponsel memerlukan konfirmasi sebelum mengirimkan setting selanjutnya setelah setting pertama diterima, Jika Anda mendapatkan pesan SMS "You will receive the next setting, OK?". Balas/reply pesan ini dengan menuliskan "Y" dan kirim ke nomor tujuan 5432 untuk mendapatkan setting berikutnya. Ikuti petunjuk untuk melakukan "save setting".

Tipe Ponsel

NOKIA
Nokia-8310 Nokia-3100 Nokia-3300 Nokia-3510 Nokia-3530
Nokia-3650 Nokia-6100 Nokia-6310 Nokia-6310i Nokia-6600
Nokia-6610 Nokia-7210 Nokia-7650 Nokia-8910 Nokia-8910i

SONY-ERISSON
Ericsson-T39m Ericsson-t65 Ericsson-t68 Ericsson-K500 Ericsson-P800
Ericsson-P900 Ericsson-P910 Ericsson-T300 Ericsson-T310 Ericsson-T610
Ericsson-T68i Ericsson-S700i
INDOSAT [ IM3 ]
Caranya :
Kirim SMS ke 3939 dengan isi pesan : GPRSMerkHPType HP
Contoh :
GPRS Nokia 7650
GPRS SE P800
GPRS Ericsson T68

Tipe Ponsel

NOKIA
Nokia-3100 Nokia-3200 Nokia-3300 Nokia-3510 Nokia-3510i Nokia-3530 Nokia-3650 Nokia-3660 Nokia-5100 Nokia-6100 Nokia-6108 Nokia-6200 Nokia-6220 Nokia-6230 Nokia-6600 Nokia-6610 Nokia-6800 Nokia-6810 Nokia-6820 Nokia-7200 Nokia-7210 Nokia-7250 Nokia-7600 Nokia-7650 Nokia-7700 Nokia-8910i Nokia-N-GAGE Nokia-7610 Nokia-6650

Disclaimer : Bagi pengguna Nokia 6820 dan Nokia 6600 mengunakan setting OTA GPRS OMA DRM dengan default pin 1234 Contoh : Setelah anda mendapatkan reply message setting OTA GPRS anda akan di minta PIN, ketik pin default anda 1234

SONY-ERICSSON
SE-K700 SE-P800 SE-P900 SE-T200 SE-T230 SE-T300 SE-T310 SE-T39 SE-T610 SE-T630 SE-T65 SE-T68 SE-T68i SE-Z200 SE-Z600 SE-K700i

SIEMENS
Siemens-C62 Siemens-S45 Siemens-S55 Siemens-S57 Siemens-SL55 Siemens-ST60 Siemens-SX1

SAMSUNG
Samsung-SGH-V200 Samsung-SGH-V200C Samsung-SGH-X100
Samsung-SGH-X600 Samsung-SGH-E700

EXCELCOM [ Pro XL ]

Terlebih dahulu aktifkan fasilitas GPRS dan MMS pada SIM Card dengan menghubungi Layanan Pelanggan di 818 dari kartu proXL atau (021) 57959818 atau kunjungi XL-shop terdekat

Setting GPRS di ponsel
Ketik: GPRSMerek Ponsel Tipe Ponsel
kirim via SMS ke 9667 (hanya untuk Nokia dan Sony Ericsson)
Untuk ponsel lain, dapat dilakukan setting secara manual






















SETTING MANUAL GPRS
[ Step by step ]

SIEMENS

<< IM3 >>

Pilih Menu “Surf & Fun”, kemudian masuk menu “Internet”.
Pada Browser Internet pilih untuk edit “Profile”.
Pilih salah satu profile dan edit seperti langkah-langkah berikut :
Profile Name : m3-gprs
IP Address : 010.019.019.019
Port : 9201
Homepage :
HYPERLINK "http://wap.indosat-m3.net/"
http://wap.indosat-m3.net
GPRS lingertime : 150 minutes
CSD lingertime : 30 seconds
Conn. Profile : <>
Profile name : gprs
Edit menu “GPRS setting”.
Pastikan GPRS dalam kondisi 'activated'. Ubah option menjadi “Yes”.
APN :
HYPERLINK "http://www.indosat-m3.net/"
www.indosat-m3.net
Login name : gprs
Password : im3
Setelah semua setting selesai, lakukan penyimpanan. Pilih menu “Save” beberapa kali, sehingga tampilan, keluar ke menu utama.
Kemudian pilih menu “Setup”, dan masuk menu “Connectivity”.
Pastikan bahwa GPRS telah aktif/on.
Edit menu “HTTP Profiles”, dan lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pada menu “Provider”, lakukan pengubahan setting pada salah satu menu. Misalnya pada pilihan , pilih options, kemudian pilih “Change settings”.
Aktifkan “GPRS setting” dan edit sesuai langkah-langkah berikut :
APN :
HYPERLINK "http://www.indosat-m3.net/"
www.indosat-m3.net
Login name : gprs
Password : im3
DNS : 010.019.019.019
Kemudian lakukan penyimpanan/save.
Langkah selanjutnya edit Linger time : 300.
Dan pastikan bahwa proxy tidak aktif(Proxy deactive : Yes)
Authentication : Normal (tidak dipilih).
Setting GPRS udah kelar. Untuk mengetahui setting sudah benar atau tidak lakukan surfing ke salah satu alamat di internet. Misalnya pada homepage, Anda akan menuju alamat situs wap im3.
Apabila keluar pesan “Incorrect GPRS profile”, maka masih terdapat kesalahan setting pada langkah-langkah diatas. Check setting !!!


TELKOMSEL
[ Simpati / Halo ]
EXCELCOM
[ Pro XL ]
SATELINDO
[ Matrix ]

Profile Name
APN Telkomsel
XL-GPRS
Sat-gprs

IP Address
010.001.089.130
202.152.240.50
202.152.162.250

Port
9201
9201
9201

Homepage
http://wap.telkomsel.com
http://wap.lifeinhand.com
http://satwap

GPRS lingertime
150 minutes
150 minutes
150 minutes

CSD lingertime
30 seconds
30 seconds
30 seconds

Conn. Profile :




Profile name
Telkomsel
ProXL
Matrix

APN
Telkomsel

HYPERLINK "Www.xlgprs.net"
www.xlgprs.net
Satelindogprs.com

Login name
wap
proxl
(kosongkan)

Password
wap123
proxl
(kosongkan)

GPRS setting :




APN
Telkomsel

HYPERLINK "Www.xlgprs.net"
www.xlgprs.net
Satelindogprs.com

Login Name
wap
proxl
(kosongkan)

Password
wap123
proxl
(kosongkan)

DNS
010.001.089.130
202.152.240.050
202.152.162.250

Linger Time
300
300
300


NOKIA

<< IM3 >>

Beberapa parameter yang diperlukan GPRS adalah :
APN :
HYPERLINK "http://www.indosat-m3.net/"
www.indosat-m3.net
Username : gprs
Password : im3
Authenticaion : normal
Longer time : 150 seconds

MEMBUAT PROFILE GPRS

Pilih menu "Service" kemudian tekan select.
Geser kursor kebawah, dan pilih "Settings", kemudian tekan select.
Pilih "Edit active service settings", dan lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Setting name : m3-gprs
Homepage :
HYPERLINK "http://wap.indosat-m3.net/"
http://wap.indosat-m3.net
Session mode : temporary
Connection security : off
Data bearer : GPRS
Dial-Up number : -
GPRS connection : when needed
GPRS access point :
HYPERLINK "http://www.indosat-m3.net/"
www.indosat-m3.net
IP address : 010.019.019.019
Authentification type : normal
Data call type : ISDN
Data call speed : Automatic
Login type : Automatic
User name : gprs
Password : im3





TELKOMSEL
[ Simpati / Halo ]
EXCELCOM
[ Pro XL ]
SETELINDO
[ Matrix ]

Setting name
APN Telkomsel
XL-GPRS
Sat-gprs

Homepage
http://wap.telkomsel.com
http://wap.lifeinhand.com
http://satwap

Session mode
Permanent
Permanent
Permanent

Connection security
Off
Off
Off

Data bearer
GPRS
GPRS
GPRS

Dial-Up number
-
-
-

GPRS connection
When needed
When needed
When needed

GPRS access point
Telkomsel
www.xlgprs.net
Satelindogprs.com

IP address
010.001.089.130
202.152.240.050
202.152.162.250

Authentification type
Normal
Normal
Normal

Data call type
ISDN
ISDN
ISDN

Data call speed
Automatic
Automatic
Automatic

Login type
Automatic
Automatic
Automatic

User name
wap
proxl
(kosongkan)

Password
wap123
proxl
(kosongkan)

Prompt Password
No
No
No

Security
No
No
No


NB:
Untuk pengguna Telkomsel:
Lakukan registrasi terlebih dahulu, dengan menghubungi nomor 111 (free)


SONY ERICSSON

<>

Tekan tombol navigasi untuk masuk ke menu utama.
Pilih icon “Connectivity”.
Kemudian pilih menu “Data Comm.”.
Pilih menu “Data accounts”.
Pilih menu “New Account”.
Pada menu Account type pilih menu “GPRS data”
Isikan Name : WAP
Pada menu New GPRS data, isi parameter berikut :
APN :
HYPERLINK "http://www.indosat-m3.net/"
www.indosat-m3.net
User id : gprs
Password : im3
Tekan tombol save
Tekan tombol navigasi untuk masuk menu utama
Pilih icon “Connectivity”.
Pilih menu “Internet setting”.
Pilih menu “Internet profile”.
Pilih menu “New Profile”.
Pada menu New profile isi parameter berikut :
Name : M3-GPRS
Connect using : ( pilih nama setting yang tadi dibuat ) => WAP
Tekan tombol save
Tekan “More”.
Pilih menu “Advanced”.
Pilih menu “Change homepage”.
Pada menu Change homepage isi parameter berikut :
Name : M3-GPRS
WWW Address : http://wap.indosat-m3.net
Tekan tombol “save”.
Tekan tombol panah sampai kembali ke standby.



TELKOMSEL
[ Simpati / Halo ]
EXCELCOM
[ Pro XL ]
SETELINDO
[ Matrix ]

GPRS data




Name
WAP
WAP
WAP

New GPRS data




APN
Telkomsel
www.xlgprs.net
Satelindogprs.com

User id
wap
proxl
(kosongkan)

Password
wap123
proxl
(kosongkan)

New Profile




Name
Telkomsel
XL-GPRS
Sat-gprs

Connect using
(Pilih nama setting) WAP
(Pilih nama setting) WAP
(Pilih nama setting) WAP

Change homepage




Name
Telkomsel
XL-GPRS
Sat-gprs

WWW address
http://wap.telkomsel.com
http://wap.lifeinhand.com
http://satwap





















rcrcrQH@1@
http://wap.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
D:\@Data\Www.xlgprs.net
D:\@Data\Www.xlgprs.net
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
Normal
Normal
Default Paragraph Font
Default Paragraph Font
Table Normal
Table Normal
No List
No List
Bullets
Bullets
Hyperlink
Hyperlink
FollowedHyperlink
FollowedHyperlink
Strong
Strong
Body Text
Body Text
Header
Header
Footer
Footer
Table Contents
Table Contents
Table Heading
Table Heading
Caption1
Caption1
*€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags
stockticker
*€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags
*€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags
*€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags
Moch.Agung
Moch.Agung
barokah
barokah
Unknownÿ!
Times New Roman
Times New Roman
Symbol
Symbol
Sheffield
Sheffield
Estrangelo Edessa
Estrangelo Edessa
Garamond
Garamond
Broadway
Broadway
Thorndale
Thorndale
Times New Roman
Times New Roman
Andale Sans UI
Andale Sans UI
Times New Roman
Times New Roman
Tahoma
Tahoma
StarSymbol
StarSymbol
Arial Unicode MS
Arial Unicode MS
SETTING OTOMATIS GPRS
SETTING OTOMATIS GPRS
Moch.Agung
Moch.Agung
SETTING OTOMATIS GPRS
Moch.Agung
Normal.dot
Microsoft Word 10.0
SETTING OTOMATIS GPRS
_PID_HLINKS
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
D:\@Data\Www.xlgprs.net
D:\@Data\Www.xlgprs.net
D:\@Data\Www.xlgprs.net
D:\@Data\Www.xlgprs.net
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://www.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
http://wap.indosat-m3.net/
Root Entry
1Table
1Table
WordDocument
WordDocument
SummaryInformation
SummaryInformation
DocumentSummaryInformation
DocumentSummaryInformation
CompObj
CompObj
Microsoft Word Document
MSWordDoc
Word.Document.8

surat perjanjian

Surat Perjanjian

Pada tanggal 11 April 2008 jam 09.00 di Jln raya Tangkil terjadi kecelakaan sepeda pancal dengan sepeda motor . kedua belah pihak sepakat diselesaikan secara kekeluargaan.

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Pihak I ( Pengendara Sepeda Motor )
Nama :
Umur :
Alamat : Ds Majekan RT RW
Wlingi Blitar.
Pihak II ( Pengendara sepeda pancal / korban )

Nama : Juwono
Umur : 50 Tahun
Alamat :
Wlingi Blitar.

Isi perjanjian :
I. Pihak I bertanggung jawab membiayahi perawatan pihak II selama dirumah sakit sampai sembuh.
II. Pihak I mengganti sepeda yang rusak dan memberi uang secukupnya pada pihak II ( korban ) karena selama sakit tidak bisa bekerja.
III. Pihak I sanggup dilaporkan ke Polisi / dituntut di pengadilan , Apabila tidak menyepakati isi perjanjian ini.

Wlingi April 2008

Pihak I Pihak II


( Meseni ) ( Juwono )
saksi - saksi : Winarto ( Anak korban ) :


Widodo ( Adik korban ) :

KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI PADA SISWA KELAS II SMA PGRI 02 TALUN TAHUN AJARAN 1993/1994

Rancangan Penelitian
KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI PADA SISWA KELAS II SMA PGRI 02 TALUN TAHUN AJARAN 1993/1994
I.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu genre sastra, puisi menggunakan bahasa sebagai media penyampaianya. Namun , berbeda dengan bahasa sehari-hari, bahasa dalam puisi bersifat implisit dan menyarankan berbagai kemungkinan arti. Hal ini seperti apa yang dikatakan Hudson dalam Aminuddin bahwa dalam puisi, kata-katanya membuahkan ilusi dalam imajinasi. (Hudson, dalam Aminuddin, 1987:134).
Seperti uraian oleh Waluyo, sifat konotatif dalam puisi disebabkan oleh penggunaan gaya bahasa (bahasa figuratif), yang menurut Abram (1981)merupakan wujud penggunaan bahasa yang menyimpang atau melewati maknanya yang lazim, sehingga mampu menggambarkan berbagai kemungkinan makna dan menimbullkan efek tertentu (Abram,1981:63).
Uraian diatas menunjukan pada kita bahwa gaya bahasa memiliki peranan yang penting dalam puisi, sehingga bila dihubungkan dengan upaya memahami puisi, (baca: apresiasi puisi ), yang menurut Waluyo harus dibekali oleh kemampuan memahami struktur fisik dan struktur batin ( Waluyo ,1987: 101), maka gaya bahasa merupakan unsur pembangun puisi yang harus dipahami terlebih dahulu.
Pengajaran bahasa kias sebagai bagian dari gaya bahasa memiliki dua manfaat. Manfaat pertama berhubungan dengan pengajaran kosa kata, yaitu menambah perbendaharaan kata siswa, dan manfaat kedua berhubungan dengan pengajaran apresiasi bahasa dan sastra Indonesia, yaitu membantu siswa dalam hal memahami bahasa yang bersifat konotatif.
Bertolak dari pemikiran (1) gaya bahasa merupakan salah satu unsur pembangun puisi yang penting, (2) bila dihubungkan dengan kegiatan apresiasi puisi , gaya bahasa merupakan pembangun puisi yang harus dipahami terlebih dahulu, dan (3) pengajaran gaya bahasa membuahkan manfaat ganda, maka pada kesempatan ini peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada kelas II SMA.
Penelitian yang berhubungan dengan masalah kemampuan memahami bahasa kias, walaupun belum banyak tetapi sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain , sehingga banyak menimbulkan kesamaan dan perbedaan. Beberapa penelitian yang pernah penulis diketahui adalah seperti di bawah ini.
(1) “ Pelaksanaan Pengajaran Gaya Bahasa di SPG Negeri Malang oleh mahasiswa S-I 1976 JPBSI, FPBS IKIP Malang Tahun Akademik 1976/1977” oleh Sulastri
(2) “ Tinjauan Pengajaran Gaya Bahasa dalam Hubungannya dengan Apresiasi Sastra oleh Mahasiswa S-I 1978 JPBSI , FPBS IKIP Malang Tahun Akademik 1978/1979” oleh Wiwik Widjayanti (1979).
(3) “ Penelitian Kemampuan Menginterpretasikan makna puisi oleh mahasiswa S-I 1981 JPBSI, FPBS IKIP Malang Tahun Akademik 1980/1981” oleh Aminuddin (1981).
Ketiga penelitian diatas yang banyak memiliki kesamaan yaitu penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Sulastri, penelitian tersebut terletak pada bagaimana cara pelaksanaan pelajaran gaya bahasa, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Disamping memiliki kesamaan juga memiliki perbedaan , yaitu terletak pada populasi dan lingkup masalah. Kedua penelitian diatas menggunakan populasi yang berbeda.
Dari telaah terhadap penelitian – penelitiaan diatas menunjukan bahwa belum ada penelitian yang secara khusus menggarap masalah kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA. Bertolak dari kenyataan tersebut maka penelitian tentang kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA perlu diadakan.

1.2. Masalah
1.2.1. Jangkauan Masalah
Penelitian kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA PGRI Talun ini, berkaitan dengan berbagai macam aspek yang cukup luas, seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Bahasa kias, sebagian dari gaya bahasa dalam kurikulum SMA 1984 secara eksplisit masuk dalam pokok bahasan Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka materi bahasa kias dalam penelitian ini hanya di khususkan pada lingkup pokok bahasan Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dilihat dari wujudnya, bahasa kias akan meliputi berbagai jenis. Abram menyebutkan bahwa bahasa kias meliputi berbagai jenis yaitu simile, metafora, epic simile, symbol, metomimia, sinekdoke, personifikasi, hiperbola, ironi, litotes, paradoke, perifrasis, dan understatement. Selain Abram, Keraf menyebutkan bahwa bahasa kias meliputi simile, metafora, alegori, parable, epitet, sinekdoke, metomimia, antonimasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, innuendo, antifrasis, dan pun. Sedangkan Pradopo menyebutkan bahwa bahasa kias meliputi simile, metafora, perumpamaan epos, alegori, personifikasi, metomimia, dan sinekdoke. (Abram, 1981:63:Keraf, 1986:136:144:Pradopo, 1987:61-87).
Ditinjau dari kajiannya, Aminuddin menjelaskan bahwa apabila kita berbicara bahasa kias, maka tidak terlepas dari pembicaraan tentang (1) hubungan bahasa kias dengan kandungan makna, (2) hubungan bahasa kias dengan seluk beluk ekspresi pengarang (penyair) yang akan berhubungan erat dengan masalah individual pengarang (pengarang ) maupun konteks sosial masyarakat yang melatar belakanginya (3) hubungan bahasa kias dengan aspek keindahan dan (4) hubungan bahasa kias dengan nuansa penuturan (Aminuddin, 1987:72).
Ditinjau dari sasarannya penelitian ini, sebenarnya dapat mengangkat siswa kelas I, II dan III. Dalam hal ini peneliti menetapkan kelas II sebagai sasaran penelitian dilandasi pemikiran bahwa, (1) siswa kelas II di ungkap telah menerima kajian materi pelajaran secara relatif lebih lengkap dan (2) dilihat dari kemampuannya dalam memahami konotasi makna.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1992/1993 dalam memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi ?
(2) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1992/1993 dalam memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi ?
(3) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1992/1993 dalam memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi ?
(4) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1992/1993 dalam memahami pengertian bahasa metomimia dalam puisi ?
(5) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1992/1993 dalam memahami pengertian bahasa sinekdoke dalam puisi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran obyektif tentang kemampuan siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami bahasa kias dalam puisi.
1.3.2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang:
(1) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(2) Kemampuan memahami pengertian bahasa simile dalam puisi kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(3) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(4) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(5) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.

1.5. Asumsi dan Hipotesis
1.5.1. Asumsi
Sejumlah asumsi yang digunakan dalam penelitian ini , adalah:
(1) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun telah memperoleh pelajaran apresiasi sastra, dalam hal ini menyangkut pemahaman makna kias dalam puisi.
(2) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun telah memperoleh pelajaran apresiasi sastra sesuai dengan butir-butir pokok bahasan yang tertuang dalam GBPP Kurikulum 1984 mata pelajaran bahasa Indonesia
(3) Guru Bahasa Indonesia di SMA PGRI 02 Talun dalam pengajaran selalu menyesuaikan diri dengan kurikulum 1994.
1.5.2. Hipotesis
1.5.2.1. Rumusan Hipotesis
Sebagai pengarah dan pegangan dalam penelitian ini, ditetapkan sejumlah hipotesis. Hipotesis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi.
(2) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi.
(3) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi.
(4) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi.
(5) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.
1.5.2.2. Kriteria Pengujian Hipotesis
Kelima hipotesis pada butir 1.5.2.1. dinyatakan benar , jika sama atau lebihdari 75% siswa sampel mendapat nilai 75(tujuh puluh lima) keatas berdasarkan pengolahan data skor mentah hasil instrumen pengukurannya, dan dianggap tidak benar, jika sama atau lebih besar dari 75% siswa sampel mendapat nilai lebih kecil dari 75 (tujuh puluh lima). Berdasarkan pengolahan data skor mentah hasil instrumen pengukurannya.
1.6. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini digunakan seperangkat istilah untuk mengoperasionalkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun istilah yang dimaksudkan sebagai berikut :
(1) Kemampuan
Kemampuan adalah tingkat pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan pengalaman belajar yang dimiliki siswa dalam memberikan pengertian secara definisi, memberikan contoh, mengklasifikasikan , menafsirkan pesan dan makna suatu obyek, dalam hal ini adalah bahasa kias.
(2) memahami adalah tingkat pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan pengalaman belajar yang dimiliki siswa dalam memahami secara definisi . Memberikan contoh, mengklasifikasi, menafsirkan pesan dan makna suatu obyek dalam hal ini adalah bahasa kias .
(3) Bahasa Kias
Bahasa kias adalah wujud penggunaan bahasa yang dimiliki cirri tertentu, yaitu (1) ditinjau dari bentuknya dapat berupa satuan pengajaran bahasa yang mengandung unit pengertian tertentu , (2) ditinjau dari jenisnya dapat meliputi metafora, simile, personifikasi, metonimia, sinekdoke, dan sebagainya.
(4) Metafora
Metafora adalah penggunaan kata-kata yang makna literalnya secara implisit diacukan pada pengertian lain melalui perbandingan sesuai dengan terdapatnya kesejahteraan sejumlah ciri, kualitas, maupun unsur-unsur yang diperbandingkan. Contoh: Bumi ini perempuan jalang.
(5) Simile
Simile adalahperbandingan antara dua unsur yang pada dasarnya memiliki acuan berbeda dengan menggunakan bentuk perbandingan misalnya, seperti, bagaikan. Misalnya:Kau menjelma secantik jelita, tapi terkulai bagai dikuyak.
(6) Personifikasi
Personifikasi adalah pemberian cirri insani pada sesuai yang tidak bernyawa maupun konsep tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya: Ajal bertahta, sambil berkata: ‘Kerinduan terus memanggil’.
(7) Metonomi
Metonimi adalah perwakilan simbol lain, sehingga B misalnya, dapat mewakili simbol A. Misalnya (1) Dalam Ferry yang melancar ke tanah Jawa.
(8) Sinekdoke
Sinekdoke adalah penampilan bagian sebagai wakil keseluruhan, atau sebaliknya penampilan keseluruhan sebagai wakil dari bagian sesuai dengan terdapatnya ciri tautan sifat maupun kualitasnya. Misalnya : Kusediakan berbakti, dan (2) Bumi ini perempuan jalang.
(9) Puisi
Puisi adalah salah satu genre sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Berbeda dengan bahasa sehari-hari, bahasa dalam puisi bersifat konotatif.
II. Tinjauan Pustaka dan Kerangka teori
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang dimaksud penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan secara umum. Tinjauan pustaka ini digunakan sebagai landasan dalam rangka mengarahkan pembahasan masalah sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang ditetapkan, tinjauan pustaka ini terdiri atas:
2.1.1 Bahasa kias dalam puisi (Aminuddin, 1990:72-84)
2.1.2 Pembahasan makna kias dalam puisi (Aminuddin, 1987:149-153, ` 1990: 72-73 ,Antara , 1985: 22- 25)
2.1.3 Pengertian bahasa kias dalam metafora ( Aminuddin, 1990 : 77)
2.1.4 Pengertian bahasa kias simile (Aminuddin , 1990 : 77)
2.1.5 Pengertian bahasa kias personifikasi (Aminuddin , 1990 :77)
2.1.6 Pengertian bahasa kias metonimia (Aminuddin , 1990 :77)
2.1.7 Pengertian bahasa kias sinekdoke (Aminuddin ,1990 :77)

2.2 Kerangka Teori
Berdasarkan kajian perpustakaan yang relavan dengan masalah-masalah yang di teliti ,maka di susun kerangka teori yang mencangkup teori-teori sebagai berikut:
2.2.1 Bahasa kias dalam puisi
2.2.2 Pemahaman makna kias dalam puisi
2.2.3 Pengertian bahasa kias metafora
2.2.4 Pengertian bahasa kias simile
2.2.5 Pergertian bahasa kias personifikasi
2.2.6 Pengertian bahasa kias metonimia
2.2.7 Pergertian bahasa kias sinekdoke
III Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekripsi .Hal ini bahwa penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran objektif tentang kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias puisi .
3.2 Populasi
Adapun dalam penelitian ini , populasi yang diambil adalah siswa kelas 11 SMA PGRI 2 Talun tahun ajaran 1993/1994.Siswa yang tercangkup dalam populasi adalah siswa yang telah memperoleh program pengajaran gaya bahasa , melalui pengajaran unsur-unsur intrinsic dalam karya sastra dan pengajaran kosa kata berdasarkan kurikulum 1984.
3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini, di ambil dalam pengunaan teknik cluster sampal ,yaitu menentuikan satu kelas dari jumlah kelas yang ada .Sampel dalam penelitian ini, berjumlah 45siswa, yaitu siswa kelas II A2 SMA PGRI 2 Talun tahun ajaran 1993/1994.
3.3 Data dan Intrumen Penelitian
3.4 .1 Data
Data dalam penelitian ini, berupa jawaban tes kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi , yang meliputi tujuh aspek kemampuan . Ketujuh aspek tersebut adalah (1) kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi , (2) kemampuan memahami makna kias dalam puisi ,(3) kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafora , (4) kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile, (5) kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi ,(6) kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia , dan (7) kemampuan pengertian bahasa kias sinekdoke.
3.4.2 Intrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini , berupa tes kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II A2 SMA, yang berbentuk pilihan ganda. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan intrumem meliputi (1) perumusan tujuan, (2) pemilihan bahan, (3) uji coba intrumen dan (4) analisis hasil uji coba.
3.5 tehnik Penelitian
3.5.1 Tehnik Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberi tes kepada siswa sampel. Tes dilakukan setelah intrumen penelitian-penelitian yang telah diuji cobakan disempurnakan. Secara keseluruhan pelaksanaan pengumpulan data dikoordinasi oleh peneliti dengan dibantu oleh guru bahasa Indonesia setempat.
3.5.2 Tehnik Analisis Data
Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah (1) penyeleksian skor, (2) menentukan skor maksimal ideal (SMI), (3) mencari nilai rata-rata ideal (MI), (4) mencari standar deviasi (SDI), (5) menyusun tabel konversi pengubahan skor mentah ke nilai angka dengan skala0-10, (6) mengubah skor mentah menjadi nilai skala 0-10, (7) menghitung distribusi frekuensi, (8) penentuan kualifikasi.
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Tahap Persiapan
1. Pemilihan judul
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing
3. Studi kepustakaan
3.6.2 Tahap Pelaksanaan
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
3. Penyimpulan hasil analisis data
3.6.3 Tahap Penyelesaian
1. Penyusunan draf laporan
2. Pengrevisian draf laporan
3. Pemantauan draf laporan
Pengetikan atau penggadaan draf laporan
2.1.1 Bahasa Kias Dalam Puisi (Aminuddin, 1990:72-84)
2.1.2 Pembahasan makna kias dalam puisi (Aminuddin, 1987:149-153, 1990:72-73, antara, 1985:22-25)
2.1.3 Pengertian bahasa kias metafora (Aminuddin, 1990:77)
2.1.4 Pengertian bahasa kias simile (Aminuddin, 1990:77)
2.1.5 Pengertian bahasa kias personifikasi (Aminuddin, 1990:77)
2.1.6 Pengertian bahasa kias metonimia (Aminuddin, 1990:77)
2.1.7 Pengertian bahasa kias sinekdoke (Aminuddin, 1990:77)

2.2 Kerangka Teori
Berdasarkan kajian kepustakan yang relavan dengan masalah-masalah yang telah, maka disusun kerangka teori yang mencangkup teori-teori sebagai berikut:
2.2.1 Bahasa kias dalam puisi
2.2.2 Pemahaman makna kias dalam puisi
2.2.3 Pengertian bahasa kias metafora
2.2.4 Pengertian bahasa kias simile
2.2.5 Pengertian bahasa kias personifikasi
2.2.6 Pengetian bahasa kias metonimia
2.2.7 Pengertian bahasa kias sinekdoke








ABSTRAK
KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI PADA SISWA KELAS II SMA PGRI 02 TALUN TAHUN AJARAN 1993\1994
Oleh :DARSIANI
Upaya penelitian mengenai kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa sekolah menengah atas,sejauh informasi yang terjangkau oleh peneliti belum pernah di lakukan.Bertolak dari kenyataan tersebut,maka penelitian tentang kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA perlu di adakan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan ……..tentang kemampuan siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami (1) pengertian bahasa kias dalam puisi (2) pengertian bahasa kias simile dalam puisi (3) pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi, (4) pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi, dan (5) pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993\1994.Dari populasi itu ditentukan sample sejumlah 45 siswa.Teknik yang di gunakan untuk sampel tersebut adalah teknik cluster sampel,yaitu menentukan salah satu kelas dari jumlah kelas yang ada.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.dengan metode ini diperoleh gambaran objektif tentang kemampuan siswa dalam memahami kelima aspek tersebut di atas.sedangkan alat pengukur kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam puisi tersebut dalam berupa tes bentuk pilihan ganda.Dengan alat tersebut dapat di peroleh data kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam puisi.Data tersebut dianalisis dengan prosedur (1) pembijian,(2) penentuan skor maksimal, (3) pencarian nilai rata-rata ideal, (4) pencarian standar deviasi ideal, (5) pemasukan nilai rata-rata ideal dan standar deviasi ideal ke dalam tabel konversi skala nilai 0-10.
Penyimpulan hasil analitis data penelitian di lakukan dengan tehnik presentase.penentuan tingkat kemampuan berdasarkan criteria penentuan kualifikasi,yaitu siswa dikatakan mampu,jika 75% siswa sampel mendapat nilai 75 dan dikatakan tidak mampu,jika 75%siswa sampel mendapat nilai 75.
Bertolak dari criteria tersebut dapat di ketahui,bahwa siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 (1) mampu memahami pengertian bahasa kias metofosa dalam puisi, (2) mampu memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi , (3) mampu memahami bahasa kias personifikasi dalam puisi, (4) tidak mampu memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi, dan (5) tidak mampu memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.Saran pada peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam genre sastra yang lain.























BAB I

PENDAHULUAN

1 .1 Latar Belakang dan masalah
1 .1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu genre sastra, puisi menggunakan bahasa sebagai media penyanpainya. Namun , berbeda dengan bahasa dalam komunikasi sehari-hari,bahasa dalam puisi bersifat konotatif, karena makna yang dikandungnya bersifat implicit dan menyarankan sebagai kemungkinan arti (Hudson dalam Aminuddin, 1987:134) seperti yang di katakan oleh Waluyo, dalam abram (1981:63) dalam puisi di sebabkan oleh penggunaan gaya bahasa (bahasa figuratif). Merupakan perwujudan penggunaan bahasa yang menyimpang atau melewati makna yang lazim, sehingga manpu menggambarkan berbagai kemungkinan makna dan menimbulkan efek tertentu . bila di tinjau dari keberadaanya, gaya bahasa dalam puisi selain difungsikan untuk menyampaikan gagasan secara tidak langsung juga di fungsikan untuk memperjelas, memperkuat, menghidupkan objek mati, menstimulasi asosiasi, menimbulkan gelak tawa, dan untuk hiasan (Keraf, 1986:129). Hal ini untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair, karena (1) gaya bahasa mampu menghasilkan kesenagan imijinatif, (2) gaya bahasa adalah cara untuk menghasilkan imajinasi tambahan dalam puisi, sehingga yang abstrak menjadi kongkrit dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, (3) gaya bahasa adalah cara untuk menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, (4) gaya bahasa adalah cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyanpaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat (Perire, dalam Waluyo 1987:83). Kalau melihat begitu kompleksnya peranan gaya bahasa dalam puisi, maka rasanya tidak berlebihan bila pradopo (1989) mengatakan bahwa gaya bahasa merupakan sarana utama untuk menyampai kepuitisan (Pradopo,1985:16). Uraian di atas menunjukkan pada kita bahwa gaya bahasa memiliki peranan yang penting dalam puisi (baca: apresiasi puisi) ,yang menurut Waluyo,1987:101harus dibekali oleh kemampuan memahami struktur fisik dan batin, maka gaya merupakan unsure pembangun puisi yang harus dipahami terlebih. Dikatakan demikian sebab untuk memahami struktur batin puisi, yang merupakan ungkapan apa yang hendak dikemukakan penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya kepada pembaca harus diketahui oleh pemahaman terhadap struktur fisik,yahg meliputi diksi, pengimajinasian, kata kongkrit, gaya bahasa (majas), versifikasi, dan tipografi. Hal ini juga dikatakan oleh Aminuddin, bahwa unsur lapis makna puisi sulit dipahami sebelum memahami bangun struktur terlebih dahulu. Adapun yang dimaksud dengan bangun struktur puisi yang menurut Aminuddin, 1987:136 meliputi (1) bunyi, (2) kata, seperti lambang, simbol, ulterance, dan gaya bahasa, (3) baris, (4) bait, dan (5) tipografi.dari uraian diatas dapat kita simpulkan gaya bahasa bila dihubungkan dengan upaya mengapresiasi puisi merupakan salah satu unsur bangun struktur (struktur fisik) puisi yang penting dan harus dipahami terlebih dahulu sebelum memahami lapis makna (struktur batin) puisi.
Lebih lanjut bila dihubungkan dengan keterampilan berbahasa pada umumnya, kemampuan memahami bahasa kias berperan menambah perbendaharaan kosa kata siswa. Keterampilan berbahasa tersebut meliputi (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Agaknya atas dasar pemikiran itulah, maka bahasan bahasa kias atau gaya bahasa pada umumnya, menjadi pokok bahasan kosa kata. Hingga di sini, bila kita lebih mendalam, ternyata pengajaran bahasa kias sebagai bagian dari gaya bahasa, memiliki dua manfaat. Manfaat pertama berhubungan dengan pengajaran kosa kata, yaitu menambah perbendaharaan kata siswa, dan manfaat kedua berhubungan dengan pengajaran apresiasi bahasa dan sastra Indonesia,yaitu membantu siswa dalam memahami bahasa puisi yang bersifat konotatif.
Bertolak dari pemikiran (1) gaya bahasa merupakan pembangun puisi yang penting,(2) bila dihubungkan dengan kegiatan apresiasi puisi, gaya bahasa merupakan pembangun puisi yang harus dipahami terlebih dahulu dan (3) pengajaran gaya bahasa membuahkan manfaat ganda, maka pada kesempatan ini peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA.
Penelitian yang berhubungan dengan masalah kemampuan memahami bahasa kias, walaupun belum banyak tetapi sudah pernah dilakukan.Beberapa penelitian yang pernah penulis ketahui adalah seperti dibawah ini.
(1) “Pelaksanaan Pengajaran Gaya Bahasa DI SPG Negeri Malang oleh Mahasiswa S-I 1976 JBSI FPBS IKIP Malang Tahun Akademik 1976/1977 “ oleh Sulastri (1979).
(2) “Tinjauan Pengajaran Gaya Bahasa dalam Hubungan dengan Apresiasi Sastra oleh Mahasiswa S-I 1978/1979” 0LEH wiwik widyayanti (1979).
(3) “Penelitian Kemampuan Menginterpresikan Makna puisi oleh Mahasiswa S-I 1981 JPBSI,FPBS IKIP Malang Tahun Akademik 1980/1981” oleh Aminuddin (1981).
Ketiga penelitian di atas, yang banyak memiliki kesamaan yaitu penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Sulastri. Penelitian tersebut mengenai cara pelaksanaan pelajaran gaya bahasa yang di gunakan. Di samping memiliki kesamaan juga memiliki perbedaan, yaitu terletak pada populasi dan lingkup masalah.Penelitian di atas menggunakan populasi yang berbeda.
Dari telah penelitian-penelitian di atas diketahui bahwa belum ada penelitian secara khusus menggarap kemampuan memahami bahasa kias dalam puisipada siswa kelas II SMA.Bertolak dari kenyataan tersebut maka penelitian tentang kemampuan memahamibahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA perlu di adakan.
1.1 Masalah
1.2 .1 Rentangan Masalah
Penelitian ”Kemampuan Memahami Bahasa Kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun Blitar Tahun Ajaran 1993/1994 ini berkaitan dengan berbagai macam aspek yang cukup luas, seperti yang akan di uraikan di bawah ini
Bahasa kias, sebagai bagian dari gaya bahasa dalam kurikulum SMA 1984 secara eksplisit masuk dalam pokok bahasan kosa kata, yaitu sub pokok bahasa 9.2 dan 17. 2 ( IDIOM, peribahasa, dan gaya bahasa). Sedangkan secara implicit masuk dalam pokok bahasa apresiasi bahasa dan sastra Indonesia, yaitu pada sub pokok bahasan 7.6 (unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra). Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi, maka materi bahasa kias dalam penelitian ini hanya di kusiskan pada lingkup pokok bahasa Apresiasi Bahasan dan Sastra Indonesia.
Dalam kurikulum SMA 1984,di rumuskan bahwa tujuan pengajaran bahasa kias, sebagai bagian dari sub pokok bahasa unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra,mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu (1) mengenal, (2) memahami, dan (3) menghargai.Sehubungan dengan tujuan tersebut, Benyamin S. Bloom menjelaskan, bahwa tujuan penndidikan akan tergambar dalam tiga aspek, yaitu (1) aspek kognitif, yang menyangkut pengetahuan dan pengembangan intelek, (2) aspek efektif, yang menyangkut perubahan dan pengembangan sikap mental dan nilai, dan (3) aspek psikomotor, yang menyangkut wujud perilaku dan tindak perbuatan (dalam I Gusti Ngurah Oke, 1976:53 ). Uraian di atas menunjukan pada kita bahwa tujuan pengajaran bahasa kias, bila kita hubungkan dengan ketiga aspek kemampuan menurut bloom hanya mencakup dua aspek kemampuan saja, yaitu (1) aspek kognitif dan (2) aspek efektif. Hal ini dapat kita pahami karena tujuan akhir pengajaran sastra bukan ditekankan pada kemampuan mencipta ( kreatif ), tapi lebih di tekankan pada kemampuan mengapresiasi ( reseptif ), Akibat dari kenyataan ini, maka alat evaluasi yang kita gunakan untuk mengukur kecapaian tujuan pengajaran harus ditekankan dan sekaligus harus mampu mencerminkan kedua aspek kemampuan di atas .
Dilihat dari keberadaannya, bahasa kias dapat dikaji lewat puisi, prosa fiksi dan drama. Namun diantara ketiga bentuk di atas, yang lazimnya banyak menimbulkan kesulitan dalam upaya memahaminya adalah bahasa kias dalam puisi, karena penggunaan bahasa kias dalam puisi umumnya bersifat personal, sedangkan bahasa kias dalam prosa fiksi maupun dalam drama cenderung masih terikat erat dengan penggunaan bahasa dalam penggunaan sehari-hari. Bertolak dari pemikiran tersebut, maka kajian bahasa kias hanya dikhususkan pada puisi.
Dilihat dari wujudnya, bahasa kias meliputi berbagai jenis. Abram menyebutkan bahwa bahasa kias meliputi berbagai jenis yaitu simile, metafosa, epic simile simbol, metonimia, sinekdoke, perifrasis, personifikasi hiperbola, ironi, litotes, paradok, dan understatement. Selain Abram, keraf menyebutkan simile, metonimia, antonomasis, hipalase, ironi, sinisme,sarkasme, satire, innuendo, antifrasis, dan pun termasuk bahasa kias. Sedangkan Pradopo menyebutkan bahwa bahasa kias meliputi simile, metafosa, perumpamaan, epos allgori, personikasi, metonimia, dan sinekdoke. ( Abram, 1981:63:Keraf, 1986: 134-144 :Pradopo, 1987:61-87 ).
Ditinjau dari kajiannya, Aminuddin,1987:72 menjelaskan bahwa apabila kita berbicara bahasa kias, maka tidak terlepas dari pembicaraan tentang (1) hubungan bahasa kias dalam kandungan makna, (2) hubungan bahasa kias dengan seluk beluk ekpresi pengarang ( penyair )yang akan berhubungan erat dengan masalah individual pengarang ( penyair )maupun konteks sosial masyarakat yang melatar belakanginya, (3) hubungan bahasa kias dengan aspek keindahan, dan (4) hubungan bahasa kias dengan nuasa penuturan.
Ditinjau dari sasarannya, penelitian ini, sebenarnya dapat mengangkat siswa kelas I,II, dan III. Dalam hal ini peneliti menetapkan siswa kelas II sebagai sasaran penelitian ini. Penetapan siswa kelas II sebagai sasaran penelitian dilandasi pemikiran bahwa, (1) siswa kelas II dianggap telah menerima sajian materi pelajaran secara relative lengkap dan (2) dilihat dari kemampuannya dalam berfikir abstrak, siswa kelas II lebih layak diukur kemampuannya dalam memahami konotasi makna.


1.2.2 Pembatasan Masalah
Menyadari masalah dalam penelitian ini cukup luas apabila dikaji seluruhnya akan membutuhkan waktu yang panjang, selain itu, tidak semua jenis bahasa kias tersebut diatas muncul dalam puisi, kalaupun ada akan membutuhkan jumblah puisi banyak sebagai bahan tes, maka atas dasar pertimbangan tersebut, penelitian kemampuan memahami bahasa kias pada siswa kelas II PGRI Talun Blitar ini dibatasi pada jenis-jenis bahasa kias sebagai berikut: (1) metafosa, (2) simile, (3) personifakasi, (4) metonimia, dan (5) sinekdoke.
1.2.3 Rumusan masalah
Masalah dalam penelitian ini, dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami pengertian bahasa kias metafosa?
(2) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami pengertian bahasa kias simile ?
(3) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami pengertian bahasa kias personifikasi ?
(4) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami pengertian bahasa kias metonimia ?
(5) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994 dalam memahami pengertian bahasa kias sinekdoke ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian yang berjudul” Kemampuan Memahami Bahasa Kias dalam puisi Pada Siswa Kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994bertujuan untuk memperoleh gambaran objektif tentang siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun 1993/1994 dalam memahami bahasa kias dalam puisi.
1.3.1 Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh tujuan deskriptif tentang:
(1) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafosa siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(2) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(3) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(4) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;
(5) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994;

1.4 Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini, berupa naskah laporan dalam bentuk skripsi yang berisi deskripsi tentang kemampuan memahami makna kias puisi siswa kelas IISMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
Isi skripsi tersebut merupakan pemerian tentang:
(1) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafosa siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(2) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(3) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(4) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(5) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoks siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.

1.4 Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini, berupa naskah laporan dalam bentuk skripsi yang berisi deskripsi tentang kemampuan memahami makna kias puisi siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
Isi skripsi tersebut merupakan pemerian tentang:
(1) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafosa siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(2) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile siswa kelas II SMA PGRI Talun tahunajaran 1993/1994.
(3) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(4) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias metoninia siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.
(5) Kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoks siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993/1994.

1.5 Asumsi Hipotesis
1.5.1 Asumsi
Sejumlah asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
(1) Siswa kelas II SMA PGRI Talun telah memperoleh pelajaran apresiasi sastra, dalam hal ini menyangkut penahaman makna kias dalam puisi.
(2) Siswa kelas II SMA PGRI Talun telah memperoleh pelajaran apresiasi sesuai dengan butir-butirpokok bahasan yang tertuang dalam GBPP Kurikulum SMA 1984mata pelajaran bahasa Indonesia.
(3) Guru Bahasa Indonesia di SMA PGRI Talun dalam pelajaran selalu menyesuaikan diri dengan Kurikulum 1984.
1.5.2 Hipotesis
1.5.2.1 Rumusan Hipotesis
Sebagai pengarah dan pegangan dalam penelitian ini ditetapkan sejumlah hipotesis, Hipotesis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1994/1995 mampu memahami pengertian bahasa kias metofosa dalam puisi.
(2) Siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1994/1995 mampu memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi.
(3) Siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1994/1995 mampu memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi.
(4) Siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1994/1995 mampu memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi.
(5) Siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1994/1995 mampu memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.

1.5.2.2 Kriteria Pengujian Hipotesis
Kelima hipotesis pada butir 1.5.2.1 dinyatakan benar jika sama atau lebih dari 75% siswa sampel mendapat nilai 75 (tujuh puluh lima ) berdasarkan pengolahan data skor mentah instrument pengukurannya.
1.6 Penegasan istilah
Dalam penelitian ini digunakan seperangkat istilah untuk mengoperasionalkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun istilah yang di maksud dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) kemampuan
Kemampuan adalah tingkat pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan pengalaman belajar yang di miliki siswa dalam memberikan pengertian secara definisi, kesan dan makna suatu objek,dalam hal ini adalah bahasa kas.
(2) Memahami
mamahami adalah tingkat pengetahuan dan ketrampilansesuai dengan pengalaman belajar yang dimiliki siswa dalam memahami secara definisi.Memberikan contoh, mengklasifikasikan, menafsirkan kesan dan makna suatu objek, dalam hal ini adalah bahasa kias.
(3) Bahasa kias
Bahasa kias adalah wujud penggunaan bahasa yang memiliki ciri tertentu, yaitu (1) ditinjau dari bentuknya dapat berupa satuan pengajaran bahasa yang mengandung unit pengertian tertentu, (2) ditinjau dari ciri pengertian tertentu, tidak lagi bersifat denotative, (3) ditinjau dari jenisnya dapat meliputi metafosa, simile, personifikasi, metonimia, dan sebagainya
(4) Metafosa
Metafosa adalah penggunaan kata-kata yang bermakna literalnya secara implicit diacukan pada pengertian lain melalui perbandingan sesuai dengan terdapatnya kesejajaran sejumlah ciri, kuatitas, maupun lakuan dari unsure-unsuryang diperbandingkan. Contoh; Bumi ini perempuan jalang.
(5) Simile
Simile adalah perbandingan dua unsure yang pada dasarnya memiliki acuan berbeda dengan menggunakan bentuk perbandingan misalnya; Kau menjelma secantik juwita, tapi terkulai bagai dikuya.
(6) personifikasi
Personifikasi adalah pemberian ciri insani pada sesuatu yang tidak bernyawa maupun terhadap konsep tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya; Ajal bertahta, sambil berkata :”Kerinduanitu terus memanggil.”
(7) metonimia
Metonimia adalah perwakilan simbul lain, sehingga B misalnya, dapat mewakili simbol A sesuai dengan pengertian yang dikandung simbol A. misalnya: Dalam ferymelancar ke tanah jawa.
(8) Sinekdoke
Sinekdoke adalah penampilan bagian sebagai wakil keseluruhan, atau sebaliknya penampilan keseluruhan sebagai wakil dari bagian sesuai dengan terdapatnya ciri tautan sifat maupun kualitasnya. Misalnya: (1) Kusediakan berbakti, dan (2) Bumi ini perempuan jalang.
(9) Puisi
Puisi adalah salah satu genre sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Berbeda dengan bahasa sehari-hari, bahasa dalam puisi bersifat konotatif.































BAB II

2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka yang dimaksudkan peneliti adalah teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan secara umun. Tinjauan pustaka ini digunakan sebagai landasan dalam rangka mengarahkan pembahasan masalah sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang ditetapkan, tinjauan pustaka ini terdiri atas:
(1) Bahasa kias dalam puisi,
(2) Pemahaman makna kias dalam puisi,
(3) Pengertian bahasa kias metafosa,
(4) Pengertian bahasa kias simile,
(5) Pengertian bahasa kias personifikasi,
(6) Pengertian bahasa kias metonimia,
(7) Pengertian bahasa kias sinekdoke,
Masing-masing bagian diuraikan di bawah ini.

2.1.1 bahasa Kias Dalam puisi
Bahasa kias disebut juga dengan majas. Berkaitan dengan hal ini, Dale menyatakan bahwa yang dimaksuddengan bahasa kias adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum, pendek kata penggunaan majas tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu ( dale (et al) ;1977:602).berhubungan dengan uraian di atas warriner dalam bukunya yang berjudul Aduanced composition: AL BOOK OF Models for Writing, Dale menjabarkan dan kemudian mengatakan bahwa majas atau figurative language adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah saja (Warriner ( et al ) 1977:602 ).
Berdasarkan uraian di atas Aminuddin dalam bukunya yang berjudul sekitar Masalah sastra mengatakan bahwa, bahasa kias dalam puisi adalah unit struktur bahasa yang dibentuk oleh adanya satuan hubungan kata-kata yang difungsikan untuk menyampaikan gagasan secara tak langsung, menciptakan suasana, serta mencapai nilai keindahan tertentu. Berdasarkan konstruk di atas, dapat diketahui bahwa bahasa kias dalam puisi memiliki dimensi (1) penutur sebagai penyampai gagasan melalui peranan bahasa, (2) satuan hubungan kata-kata yang memiliki unsur dan relasi tertentu, (3) satuanmakna yang berkaitan dengan gagasan serta gambaran suasana tertentu, (4) relasi unit struktur bahasa kias dengan unsur-unsur lain dalam satuan teksnya, (5) nilai keindahan, dan (6) penanggap sebagai pemberi makna sejalan dengan gagasan yang ingin disampaikan penutur serta efek keindahan yang ingin dicapainya ( Aminuddin, 1990:73).
Ditinjau dari konteks kewacanaannya, bahasa kias dalam puisi
(1) merupakan gejala yang memiliki nilai keindahan tertentu karena puisi merupakan salah satu jenis kreasi seni sasrta,
(2) difungsikan untuk menyampaikan gagasan secara tidak langsung, sehingga selain memiliki “informasi natural “ juga mengandung ide tersirat,
(3) secara renferensial berkaitan dengan dunia acuan maupun pemberian konsep sesuai dengan konfansi masyarakat bahasanya, serta
(4) pemberian maknanya sangat ditentukan oleh dunia penanggap sesuai dasar pengalaman maupun pengetahuan yang di miliki ( Aminuddin, 1990:78).
Lebih lanjut bahwa nilai keindahan yang terdapat dalam bahasa kias menurut Aminuddin dalam bukunya yang berjudul Pengantar Apresiasi Sastra bukan ditentukan oleh ciri gejala yang ada dalam bahasa kias itu sendiri melainkan hadir bersama totalitas teksnya ( Aminuddin, 1987:27). Nilai keindahan bahasa kias dalam totalitas teksnya dapat meliputi
(1) kekhasan ciri ekpresi,
(2) peranan dalam membangun keindahan unsur lain misalnya dalam menciptakan ritme melalui diksi,
(3) kekayaan nuansa maknanya,
(4) relasi dan ketinggian nilai idiosinkrasinya,serta
(5) kejelasan motifasinya penutur sejalan dengan terdapatnya penyimpanan dan kebaruan yang ditampilkan penutur (Aminuddin, 1990:78).
Bertolak dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud bahasa kias dalam puisi adalah bahasa yang indah, dan dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah saja.

2.1.2 Pemahaman Makna kias Dalam puisi
Teauw dalam buku yang berjudul Sastra dan Ilmu Sastra mengatakan bahwa bahasa sastra adalah bahasa yang khas sudah luas tersebar, khususnya puisi sudah umum menunjukan pemakaian bahasa yang special, yang hanya dimanfaatkan oleh penyair, pemakaian bahasa itu dianggap menyimpang dari bahasa sehari-haridan bahasa yang normal ( Teew, 1988:70).Uraian tersebut menunjukan bahwa untuk memahami makna yang terkandung dari sebuah puisi tidak mudah, karena bahasa kias dalam puisi tidak sama dengan bahasa sehari-hari. Hal ini seperti yang dikatakan oleh keraf, dalam bukunya yang berjudul Diksi Dalam Gaaya Bahasa, bahwa bahasa kias adalah suatu penyimpanan bahasa, terutama dibidang makna, secara evaluatifatau emotif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, atau suatu efek yang lain (keraf,1986:129).Sedangkan menurut Akhmadi dalam bukunya yang berjudul Merasakan dan Menilai Gaya bahasa Karangan Siswa Sekolah Dasar dan Menengah mengatakan, bahasa kias mengoperasionalkan kata-kata bernilai konotatif yang membentuk asosiasi pikiran atau mental (Akhmadi,1984:12).
Sehubungan dengan bahasa kias tersebut, Barthes dalam bukunya yang berjudul Semiotic An Introductory Anthology, mengatakan, bahasa kias adalah wujud penggunaan bahasa yang mampu mengepresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain secara imajinatif. Melalui bahasa kias tersebut, pengarang (penyair) menampilkan gagasan atau pesan melalui penggabaran dunia tertentu secara imajinatif, sehingga masalah dasar yang dihadapi oleh pembaca pada saat memahami pengertian yang terkandung dalam bahasa kias tersebut, adalah bagaimana pembaca menyusun gambaran dunia yang ditampilkan pengarang dengan bertolak dari makna literalnya, kemudian menghubungkan, menafsirkan, dan menyimpulkan pengertian yang tersirat didalamnya. Makna literal dalam sesuatu paparan sastra (puisi), misalnya dalam bahasa kias, tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan sebagai aspek yang menuntut adanya kemampuan menggambarkan berbagai nuansa makna yang ada didalamnya, menghubungkan gambaran makna itu dengan keseluruan satuan teksnya, menentukan gambaran yang siknifikan dan tidak disignifikan, kemudian berusaha menangkap makna konotatif yang tertampil secara tersurat (Barthes,1985:191).
Sehubungan dengan makna konotatif tersebut, lebih lanjut Barthes mengungkapkan Message Without a code yaitu berbagai gambaran makna yang apabila ditinjau dari code bahasanya, tampil dalam bentuk paparan yang berbeda dengan makna tersuratnya. Dalam Bahasa Indonesia, misalnya pengertian “Tuhan itu maha penerang”dalam paparan puisi diungkapkan secara demikian, tetapi dinyatakan dengan bentuk “Kaulah Kandil Kemerlap”. Untuk menangkap gambaran atau pesan yang tersirat itu ada tiga tahapan yang harus ditempuholeh pembaca, yaitu
(1) menggambarkan kembali objek atau gambaran dunia tertentu, yang terpapar melalui wujud penggunaan bahasa,
(2) menentukan unsur signifikan dan tidak signifikan, dalam hal ini berkaitan dengan pertanyaan:mana kira-kira ciri gambaran tertentu yang secara signifikan berkaitan dengan yang ingin disampaikan oleh penyairnya, jadi bukan berkaitan dengan apa yang seharusnya digambarkan,dan
(3) menyusun kembali berbagai hasil penggambaran yang signifikan, menafsirkan isi pengertian yang terkandung di dalamnya, dengan menghubungkan cirri dunia yang digambarkan dengan aspek sosial budaya yang melatar belakanginya (Barthes,1985:119).
Pernyataan barthes di atas, selaras dengan wawasan Susanne K. Langer dalam bukunya yang berjudul:”Discursive and Presentational Froom dalam Innis (ed) Semiotic ad Introductory Anthology mengatakan (1) bahasa berperan dalam bentuk dunia pengalaman manusia, (2) pengalaman dibentuk melalui pengamatan dunia acuan dalam berbagai label, (3) hasil pengamatan pemahaman terhadap cori acuan, selalu merujuk pada sesuatu yang lain, dan terwakili dalam label yang lain pula. Seseorang dapat menggambarkan dan memahami karena ungkapan dalam wahana yang “Syah”, yaitu bahasa, (4) pengertian kata merujuk pada kata lain, tapi antara masing-masing tidak identik. Kursi, misalnya, merujuk pada pengertian ‘tempat duduk’ tetapi tempat duduk tidak harus kursi.Konteks kebahasaan sangat menentukan, dan butir-butir pengalaman terpisah-pisah, untuk menjadi pengertian harus ada proyeksi, persepsi, abstraksi (Langer, 1985:91-106).
Selaras dengan pernyataan bahwa untuk memahami paparan bahasa, misalnya bahasa kias dalam puisi, seseorang harus mampu mengimajinasikan dunia yang secara tidak langsung tergambardi dalamnya.Hal ini berkaitan dengan pernyataan Aminuddin dalam bukunya apresiasi puisi, bahwa makna yang tersirat dari sebuah ada 2 macam, yaitu makna kias (konotatif) dan makna keseluruhan (makna utuh). Yang paling penting dalam sebuah puisi ialah makna utuh taitu apa yang dimaksudkan oleh keseluruhan puisi itu.Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa sebuah puisi itu adalah mengandung satu keseluruhan yang bulat (an unified whole) makna keseluruhan sebuah puisi itu sebagai akibat pengungkapan diksi (imaji, kias, lugas, simbolik), bunyi, di samping bentuk penyajiannya (Orthografi dankorespondensi atau enjabemen). (Antara, 1985:22).
Bertolak dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa untuk memahami bahasa kias dalam puisi, seseorang pembaca pertama kali harus (2) memahami literalnya, (2) mengadakan proyeksi atau memahami dunia yang digambarkan pengarang secara imajinatif, (3) menyusun hasil penggambaran itu menjadi satuan-satuan yang secara potensial mampu menggambarkan pengertian tertentu, dan (4) mengadakan abstraksi dengan jalan menghubungkan hasil persepsi dengan dunia pengetahuan, pengalaman, aspek social budaya, kemudian menarik kesimpulan sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan, atau pertama-tama pembaca harus mampu mengadakan (menggambarkan). Dari hasil proyeksi tersebut, pembaca lebih lanjut mengadakan presepsi, yaitu pembentukan ulang hasil penggambaran hingga menjadi satuan-satuan tertentu, yang secara potensial mampu membuahkan pengertian-pengertian tertentu pula. Pengertian yang diperoleh melalui persepsi sifatnya baru pembukaan. Untuk menangkap pengertian yang sebenarnya pembaca harus mengadakan Abstraksi, yaitu mengupas kulitnya, yaitu makna tersuratnya, untuk kemudian mengambil isinya, yaitu makna yang tersirat.
2.1.3 Pengertian Bahasa Kias Metafosa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan suatu benda atau hal tertentu dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale (at al) , 1971:220). Sedangkan keraf menggunakan gaya bahasa adalah cara menggungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Sebuah bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut : kejujuran, sopan santun, menarik (keraf, 1985:113).
Gaya bahasa meliputi berbagai jenis, salah satu diantaranya adalah metafosa. Berikut ini akan diuraikan pengertian metafora dari beberapa ahli, diantaranya ialah :
(1) Guntur Tarigan
Dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Gaya Bahasa, metafora berasal dari bahasa Yunani ‘metaphora’yang berarti ‘memindahkan’. Metafora merupakan sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat ,tersusun rapi.Didalamnya terlihat dua gagasan,yang satu adalah kenyataan,sesuatu yang dipikirkan,yang menjadi objek,dan suatu hal lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi,dan mengantikan yang belakangan itu menjadi terdahulu tadi( Tarigan. 1985: 15).Dari uraian di atas dapat dipahami,bahwa metafora terdapat dua gagasan yang saling mengantikan .
(2) Aminuddin
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Apresiasi Sastra mengungkapkan bahwa ‘metafor’adalah penggungkapan yang mengandung makna yang tersirat untuk menggungkapkan acuan makna sebenarnya ,misalnya,”cemarapun gugur daun “menggungkapkan makna “ketidakabadian kehidupan “ dan Aminuddin mengatakan bahwa metaphor adalah penggunaan kata-kata yang makna literalnya secara implisit diacukan pada pengertian lain melalui perbandingan sesuai dengan terdapatnya kesejajaran sejumlah ciri, kualitas, maupun lakuan dari unsur-unsur yang diperbandingkan (Aminuddin, 1987 : 143, 1990 : 77).
3) Gorys Keraf
Dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa mengatakan bahwa metafora adakah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tidak menggunakan tanda seperti, serupa, bagaikan, dan sejenisnya, tapi dalam bentuk yang singkat (Keraf, 1984 : 139).
4) Mukhsin Ahmadi
Dalam bukunya yang berjudul Merasakan dan Menilai Karangan Siswa Sekolah Dasar dan Menengah mengatakan bahwa ‘metafora’ adalah induk gaya perasosiasian atau kiasan yang digunakan untuk menyatakan sesuatu hal atau peristiwa tidak secara literal, tapi dengan menggunakan perbandingan secara langsung (Akhmadi, 1984 : 14).
5) Anton Moelino
Dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Pilihan Kata, Moelino mengatakan ‘Metafora’ ialah perbandingan yang implisit. Jadi tanpa kata seperti atau sebagai diantara dua hal yang berbeda (Moelino, 1984 : 3).
6) Poerwadarminta
Dalam bukunya yang berjudul Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta mengatakan ‘metafora’ adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta, 1976 : 648).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bahasa kias metafora ialah jenis bahasa kias yang membandingkan dua atau wujud yang sebenarnya tapi dipersamakan sifatnya secara langsung. Lebih jelasnya diberikan contoh kutipan puisi ‘Chairil Anwar’ yang berjudul ‘AKU’.
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Contoh di atas, yang menunjukkan bahasa kias metafora adalah ‘Aku ini binatang jalang’. ‘AKU’ memiliki sifat seperti binatang jalang, dalam hal ini, secara terselubung mengiaskan adanya berbagai sifat atau ciri yang dimiliki oleh ‘aku’. Dan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam metafora perbandingan itu dilakukan secara langsung, tanpa menggunakan kata-kata seperti ibarat, bak, sebagai, impama laksana, serupa, dan lain sebagainya.
2. 1. 4 Pengertian Bahasa Kias Simile
Seperti yang telah diuraikan dimuka, bahwa gaya bahasa terdiri dari berbagai jenis, yang akan dibahas pada bagian ini adalah bahasa kias simila. Berikut ini beberapa ahli antara lain ialah:
1) Aminuddin
Dalam bukunya yang berjudul Sekitar Masalah Sastra mengatakan bahwa ‘simile’ adalah perbandingan antara dua unsur yang pada dasarnya memiliki cirri acuan berbeda dengan menggunakan bentuk perbandingan misalnya, seperti, bagaikan (Aminuddin, 1990 : 77).
2) Guntur Tarigan
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Gaya Bahasa Tarigan mengatakan bahwa ‘Simile’ adalah nama lain dari perumpamaan. Simile berasal dari bahasa latin ‘simile’ yang berarti ‘seperti’. Sama dengan metafora, simile juga membandingkan dua hal yang pada hakekatnya berlainan, namun sengaja dianggap sama, namun dalam simile perbandingan itu dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan melalui kata hubung: seperti, serupa, laksana, bagaikan, dan sebaginya (Tarigan, 1985: 9-10). Lebih jelasnya digunakan diagram seperti di bawah ini:







3) Soe djito, Keraf, dan Pradopo
Ketiga orang ahli tersebut, mempunyai pendapat yang sama, bahwa simile adalah bahasa kias yang membandingkan dua hal yang secara hakiki berbeda, tapi dipersamakan dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti, serupa, bagaikan, bak, dan sejenisnya (Soedjito 1986: Keraf, 1986: Pradopo : 1987).
Bertolak dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa simile adalah jenis bahasa kias yang membandingkan dua hal atau wujud yang sebenarnya berbeda, tapi dipersamakan tidak langsung, dengan menggunakan tanda hubung seperti, serupa, bagaikan, sebagaimana, laksana, seumpama, dan sejenisnya. Lebih jelasnya diberikan contoh kutipan puisi ‘Chairil Anwar’ yang berjudul ‘PENERIMAAN’.
Ku tahu bukan yang dulu lagi
Bak kembang sudah terbagi
perbandingan dalam puisi di atas, dilakukan secara tidak langsung. Disebut demikian, karena menggunakan tanda penghubung bak. Oleh sebab itu berbeda dengan ‘metafora’ yang perbandingannya dilakukan secara terselubung atau langsung. Di dalam bahasa kais ‘simile’ ini, unsur yang diperbandingkan dilakukan secara jelas. Misalnya ‘Kau’ dalam hal ini adalah seorang wanita yang diperbandingkan dengan ‘Kembang’ yang memiliki salah satu cirri, misalnya Keindahan, yang dapat disejajarkan dengan kecantikan wanita.
2. 1. 5 Pengertian Bahasa Kias Personifikasi
Berdasarkan uraian tentang jenis gaya bahasa di muka, masih ada gaya bahasa yang akan di bahas, yaitu personifikasi. Pengertian tentang bahasa kias personifikasi akan diuraikan di bawah ini, menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :
1) Aminuddin
Dalam bukunya yang berjudul Sekitar Masalah Sastra, Aminuddin mengatakan, bahwa personifikasi adalah pemberian ciri ansani pada sesuatu yang bersifat abstrak (Aminuddin, 1990 : 77).
2) Dale dalam Tarigan
Dalam bukunya Tarigan yang berjudul Pengajaran Gaya Bahasa, personifikasi berasal dari bahasa latin ‘persona’ (orang, pelaku, aktor, atau topeng yang dipakai dalam drama) ‘fic’ (membuat). Dalam sastra, personifikasi adalah bahasa kias yang memberikan ciri ciri atau kualitas, yaitu kualitas pribadi orang kepada benda0benda yang tidak bernyawa ataupun kepada gagasan-gagasan (Dale, dalam Tarigan, 1985 : 17).
3) Pradopo
Dalam bukunya yang berjudul Pengkaji Puisi, Pradopo mengatakan bahwa personifikasi sebagai jenis bahasa kias yang mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia. Lebih lanjut dikatakan bahwa personifikasi ini membuat hidup lukisan, di samping itu memberikan kejelasan beberan, memberikan bayangan angan yang konkrit (Pradopo, 1987 : 75).
4) Anton. M
Dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Pilihan Kata, Moelino mengatakan, bahwa personifikasi ialah jenis majas yang meletakkan sifat-sifat lisan kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak (Moelino, 1984 : 3)
5) Pendapat Beberapa Ahli Lainnya
Selain pendapat-pendapat di atas, ada beberapa ahli yang mengungkapkan pengertian personifikasi mengandung pengertian jenis bahasa kias yang memberi sifat-sifat manusia kepada benda-benda tidak bernyawa atau barang-barang mati (Sujiman, 1986 : Soedjito, 1986 : Keraf, 1986 : Akhmadi, 1984 : Waluyo, 1987).
Dari beberapa pendapat di atas, akhirnya dapat disimpulkan, bahwa personifikasi adalah jenis bahasa kias yang melukiskan benda-benda mati atau tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat manusia. Lebih jelasnya diberikan contoh puisi ‘Yudisthira’ yang berjudul ‘Balada Wagiman Sekeluarga’.
Delapan tahun ia tak pulang
Kerinduan itu terus memanggil
Pada desa yang terpaksa ia tinggalkan
Karena tak memberi lagi harapan
Contoh puisi di atas, yang berbunyi ‘Kerinduan it uterus memanggil’ menunjukkan contoh bahasa kias personifikasi. Kerinduan dalam puisi tersebut, di beri sifat seperti manusiayaitu memanggil.
2. 1. 6 Pengertian Bahasa Kias Metonimi
Bahasa kias selanjutnya adalah metonimia, berikut ini akan diuraikan tentang pengertian metonimia oleh para ahli, antara lain :
1) Aminuddin
Dalam bukunya yang berjudul Sekitar Masalah Sastra, mengungkapkan bahwa metonimia adalah perwakilan symbol lain, sehingga B misalnya, dapat mewakili simbol A sesuai dengan pengertian yang dikandung simbol (Aminuddin, 1990 : 77).
2) Dale, dalam Tarigan
Dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Gaya Bahasa, Dale dalam Tarigan mengatakan bahwa, metonimia (berasal dari bahasa Yunani meta, ‘bertukar’ + onym ‘nama’) adalah sejenis gaya bahasa yang mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu lain berkaitan erat dengannya. Dalam metonimia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud barang yang lain (Dale, dalam Tarigan, 1985, 192).
3) Anton Moelino
Dalam bukunya yang berjudul Diksi atau Pilihan Kata, metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang dikaitkan dengan nama orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan barangnya (Moelino, 1984 : 3).
Bertolak dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan metonimia ialah jenis bahasa kias yang menggunakan nama atau atribut untuk menyatakan suatu hal lain, karena memiliki pertalian yang sangat dekat. Lebih jelasnya diberikan contoh puisi ‘Chairil Anwar’ yang berjudul ‘Diponegoro’
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak getar. Lawan banyak seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bias mati.
Kutipan puisi di atas, yang menunjukkan bahasa kias ‘metonimia’ adalah ‘pedang di kanan, keris di kiri’. Sebutan pedang secara tidak langsung, melambangkan tentang perjuangan. Sebutan perjuangan, yang lazimnya identik atau memiliki hubungan yang sangat dekat dengan perang, mengandung unsur tertentu yakni penggunaan senjata dalam hal ini adalah pedang.
2. 1. 7 Pengertian Bahasa Kias Sinedoke
Gaya bahasa yang akan dibahas selanjutnya adalah sinedoke, berikut ini beberapa pengertian sinedoke menurut para ahli antara lain :
1) Anton Moelino
Dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Pilihan Kata, mengatakan bahwa sinedoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya (Moelino, 1984 : 3).
2) Akhmadi
Dalam bukunya yang berjudul Merasakan dan Menilai Gaya Bahasa Karangan Siswa Sekolah Dasar dan Menengah, ia mengatakan bahwa dalam sinedoke, terdiri dari dua jenis, yaitu (1) pars pro toto dan (2) totem pro parte. Pars pro toto menurut Akhmadi, adalah bahasa kiasan yang melukiskan sesuatu peristiwa dengan menyebutkan suatu bagian, sedang totem proparte, adalah bahasa kiasan yang melukiskan suatu peristiwa dengan menyebutkan keseluruhan bagian, sedang yang dimaksud adalah sebagiannya (Akhmadi, 1984 : 15).
3) Aminuddin
Dalam bukunya yang berjudul Sekitar Masalah Sastra ia mengatakan, bahwa sinedoke adalah penampilan bagian sebagai wakil dari keseluruhan, atau sebaliknya penampilan keseluruhan sebagai wakil dari bagian sesuai dengan terdapatnya ciri tautan sifat maupun kualitasnya (Aminuddin, 1990 : 77).
4) Dale
Dalam bukunya yang berjudul Technignes Of Teacnis vocabulary, ia mengatakan, bahwa sinedoke berasal dari bahasa ‘Yunani’ Synnedecbesthai (syn ‘dengan’ + ex ‘keluar’ + Dechesthai ‘mengambil, menerima’) yang secara alamiah berarti menyediakan atau memberikan sesuatu kepada apa yang baru disebutkan. Dengan perkataan lain, sinedoke adalah gaya bahasa yang menyatakan sebagian untuk mengganti keseluruhan (Dale (at al), 1971 : 236).
5) Gorys Keraf
Dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa ia menyatakan bahwa sinedoke adalah suatu istilah yang diturunkan dari kata ‘Yunani’ Synekdechesthai, yang berarti menerima bersama-sama. Sinedoke merupakan bahasa kias yang mempergunakan sebagian dari suatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau menggunakan keseluruhan hal untuk menyatakan sebagian (totem pro parte) (Keraf, 1986 : 142).
Bertolak dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan bahasa kias sinedoke terdiri dari dua macam, yaitu pars pro too dan totem pro parte. Pars pro toto berarti jenis bahasa kias yang menggunakan sebagian dari suatu hal atau wujud untuk menyatakan keseluruhan hal atau wujud yang dimaksud. Lebih jelasnya diberikan contoh kutipan puisi ‘Rendra’ yang berjudul ‘DOA ORANG LAPAR’
O ALLAH
Kami berlutut
Mata kami adlah mata-Mu
Ini juga mulut-Mu
Ini juga hati-Mu
Ini juga perut-Mu
Sedangkan yang dimaksud dengan totem pro parte adalah jenis bahasa kias yang menggunakan keseluruhan hal atau wujud menyatakan sebagian dari suatu hal atau wujud yang dimaksud. Lebih jelasnya diberikan contoh kutipan puisi ‘J. E Tatengkeng’ yang berjudul “Drisa Aneisah Mati’
Bumi ini perempuan jalang
Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa
Ke rawa-rawa mesum ini
dan membunuhnya pagi hari
Pada contoh di atas yang menunjukkan bahasa kias totem pro parte, yaitu yang berbunyi ‘Bumi ini perempuan jalang’. Dalam contoh di atas, yang seperti perempuan jalang tentunya hanya sebagian dari makhluk yang ada di bumi, yaitu manusia di lingkungan tertentu, tapi dalam hal ini seluruh gejala yang ada, yaitu bumi di angkat atau digunakan untuk mewakili salah satu makhluk yang ada di bumi, yaitu manusia.

2. 2 Kerangka Teori
Berdasarkan kajian kepustakaan yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti, maka dalam penelitian disusun kerangka teori yang mencangkup teori-teori sebagai berikut


2. 2. 1 Bahasa Kias Dalam Puisi
Bahasa kias dalam puisi adalah bahasa indah, dan dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah saja.
2. 2. 2 Pemahaman Makna Kias Dalam Puisi
Untuk memahami makna kias dalam puisi, seseorang pertama kali harus (1) memahami makna literalnya, (2) mengadakan proyeksi atau memahami dunia yang digambarkan pengarang secara imajinatif, (3) menyusun hasil penggambaran itu menjadi satuan-satuan yang secara potensial mampu menggambarkan pengertian tertentu, dan (4) mengadakan abstraksi dengan jalan menghubungkan hasil persepsi dengan dunia pengetahuan, pengalaman, aspek sosial badaya, kemudian menarik kesimpulan sejalan pesan yang ingin disampaikan.
2. 2. 3 Pengertian Bahasa Kias Metafora
Bahasa Kias metafora adalah jenis bahasa kias yang membandingkan dua hal atau wujud yang sebenarnya, tapi dipersamakan sifatnya secara langsung.
2. 2. 4 Pengertian Bahasa Kias Simile
Bahasa kias simile adalah jenis bahasa kias yang membandingkan dua hal atau wujud yang sebenarnya berbeda, tapi dipersamakan sacara langsung, dengan menggunakan tanda penghubung : seperti, serupa, bagaikan, sebagaimana, laksana, seumpama, dan sejenisnya.
2. 2. 5 Pengertian Bahasa Kias Personifikasi
Bahasa kias personifikasi ialah jenis bahasa kias yang melukiskan benda-benda mati atau tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
2. 2. 6 Pengertian Bahasa Kias Metonimia
Bahasa Kias metonimia adalah jenis bahasa kias yang menggunakan nama atau atribut untuk menyatakan suatu hal lain, karena memiliki pertalian yang sangat dekat.
2. 2. 7 Pengertian Bahasa Kias Sinedoke
Bahasa kias sinedoke terdiri dari dua macam, yaitu pars pro toto dan totem pro parte. Pars pro toto ialah bahasa kias yang menggunakan sebagian dari suatu hal atau wujud untuk menyatakan keseluruhan hal atau wujud yang dimaksud. Sedangkan totempro parte adalah jenis bahasa kias yang menggunakan keseluruhan hal atau wujud untuk menyatakan sebagian dari suatu hal atau wujud yang dimaksud.
































3.3 Data dan Intrumen Penelitian
3.3.1 Data penelitian
Data penelitian ini berupa lembar jawaban tes maupun memahami bahasa kias dalam puisi, yang keseluruhanya mencangkup tujuh aspek kemampuan. Ketujuh aspek kemampuan tersebut meliputi (1) bahasa kias dalam puisi, (2) pemahaman makna kias dalam puisi, (3) pengertian bahasa metafora, (4) pengertian bahasa simile, (5) pengertian bahasa personifikasi, (6) pengertian bahasa metonimia, dan (7) pergertian bahasa kias sinekdoke.
3.3.2 Intrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA PGRI Talun, yang berbentuk pilihan ganda. Penggunaan bentuk tes pilihan ganda ini dilandasi pemikiran, bahwa bentuk tes tersebut sangat fleksibel untuk mencari tujuan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh T.Raka Joni, bahwa bentuk tes pilihan ganda sangat fleksibel dan dapat mencakup bahasa secara komprehansip beserta segala aspek hasil belajar murid. Selain itu, bentuk tes tersebut juga memiliki kepraktisan, (a) mudah dikoreksi, (b) subjektifitas korektortidak mempengaruhi pembijian, dan (c) relative membantu dalam menjawab soal, sebab dapat menstimulasi ingatan pengetahuan, dan kemampuan berfikir murid (dalam Tanuwijaya,1986:35).
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan intrumen, meliputi (1) perumusan tujuan, (2) pemilihan bahan, (3) uji coba intrumen dan (4) analisis uji coba kegiatan-kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;
3.3.2.1 Perumusan Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam puisi. Pada dasarnya, tujuan tersebut merupakan langkah nyata untuk mencapai tujuan khusus penelitian dan sekaligus berfungsi sebagai alat untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Bertolak dari tujuan-tujuan khusus dan hipotesis tersebut, maka penyusunan intrumen penelitian bertujuan untuk memperoleh data siswa dalam (1) menjelaskan pengertian bahasa kias dalam puisi, (2) memahami makna kias dalam puisi, (3) menjelaskan pengertian bahasa kias metafora, (4) menjelaskan bahasa kias simile,(5) menjelaskan pengertian bahasa kias personifikasi, (6) menjelaskan pengertian bahasa metonimia, (7) menjelaskan pengertian bahasa kias sinekdoke.
3.3.2.2 Pemilihan Bahan
Dalam penelitian ini, bahan tes yang digunakan berupa tes puisi yang pemilihannya didasari criteria sebagai berikut: (1) menunjukan frekuensi pemunculan bahasa kias yang tinggi dan bervariasi, (2) dari segi moral, puisi tersebut pantas disajikan untuk siswa SMA, dan (3) termasuk jenis puisi konvensional.
3.3.2.3 Uji Coba Intrumen
Bertolak dari pemilihan bahan yang telah disusun, selanjutnya dikembangkan bahan uji coba intrumen tes kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi. Bahan tes yang dikembangkan terdiri dari 4 komponen, yaitu , (1) komponen petunjuk pengerjakan, (2) komponen bahan tes berupa puisi, (3) komponen soal, (4) komponen lembar jawaban.
Komponen soal, sebagai komponen yang berisi pertanyaan-pertanyaan, dibagi menjadi lima aspek kemampuan, yaitu (1) aspek kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi, (2) aspek kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi, (3) aspek kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi, (4) aspek kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia, dan (5) aspek kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke.
Tujuan uji coba tes kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi sebagai intrumen dalam penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji validitas, (2) mengkaji tingkat kesukaran, dan (3) mengkaji daya pembeda. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Wayan nurkancara (1986) yang mengatakan, bahwa baik buruknya suatu alat evaluasi dapat kita tinjau dari beberapa segi, yaitu (1) vadilitas, (2) reabilitas, (3) tingkat kesukaran, dan (4) daya beda.
Ujicoba tersebut, dilaksanakan pada tanggal 31 mei 1994 pukul 07,00 sampai 07.45 di SMA PGRI 02 Talun, dengan sasaran uji coba siswa kelas II A2 SMA PGRI 02 Talun yang berjumlah 30 siswa.
Dari hasil uji coba intrumen tersebut dapat diketahui , bahwa (1) waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal yaitu 15 menit, telah mencukupi, (2) jumlah soal tidak ada yang direvisi maupun dibuang, dan (3) petunjuk pengerjaan sudah jelas. Hasil percobaanberupa jumlah jawaban benar dan jumlah skordapat dilihat dari tabel di bawah ini.

TABEL I
SKOR TES UJICOBA KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA
KIAS DALAM PUISI

Nomor tes jumlah jawaban benar jumlah skor

01 20 100
02 20 100
03 20 100
04 20 100
05 19 95
06 19 95
07 19 95
08 19 95
09 19 95
10 17 85
11 17 85
12 17 85
13 17 85
14 17 85
15 17 85
16 17 85
17 17 85
18 16 80
19 16 80
20 16 80
21 16 80
22 16 80
23 16 80
24 15 75
25 15 75
26 15 75
27 15 75
28 15 75
29 15 75
30 15 75
31 13 65
32 13 65
33 13 65
34 10 50
35 10 50
36 9 45
37 9 45

3.3.2.4 Analisis Item
Menurut Nurcancana (1986), analisis item di samping mencari DK dan DBnya, juga dapat dicari efektifitas setiap option yang digunakan dalam item tersebut. (Nurkacana, 1986:134).
Dalam penelitian ini, analisis item dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Nurcancana. Adapun pelaksanaannya keseluruhan kegiatan analisis item tersebut dapat diikuti dalam uraian berikut:
(1) Derajat Kesukaran (DK) atau Degrees of Difficlty
(DD) dapat di cari dengan rumus:
WL + WH
DK= X 100%
nL =nH
Keterangan:
DK= Derajat Kesukaran
nL= Jumlah kelompok bawah
nH= Jumlah kelompok atas
Kriteria =25% = mudah
25%-75% = sedang
75% =sukar
Untuk mengetahui penentuan tingkat kesukaran dari keseluruhan item tes dapat dilihat pada lampiran 3dan 5. Selanjutnya, dari hasil penghitungan presentase tingkat kesukaran setiap item tes, disusun sebuah klasifikasi item tes yang dibedakan antara kelompok item tes (1) sangat sulit, (2) sulit, (3) sedang, (4) mudah, dan (5) sangat mudah. Hasil pemilihan dapat dilihat pada label berikut ini.

TABEL 2
PEMILIHAN TINGKAT KESUKARAN ITEM TES

Sangat sulit sedang mudah sangat
sulit mudah

1,2,3,4,5,6 15,17
7,8,9,10,11
12,13,14,16
18,19,20

(2) Daya Beda (DB) atau discriminating power(DP) dapat di cari dengan rumus:
WL- WH
DB=
n
Keterangan :
DB= Daya beda
n = Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah.
Kriteria= DB ideal adalah 0,40 ke atas
(3) Vadilitas
Suatu tes dikatakan valid, bila tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Penentuan vadilitas dapat dilihat dari (1) vadilitas ramalan, yaitu ketepatan (kejituan) dari pada satu alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian, (2) vadilitas bandingan, yaitu kejituan daripada suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat kini secara riil, (3) vadilitas isi, yaitu kejituan dari pada suatu tes ditinjau dari isi tes tersebut, dan (4) vadilitas susunan, yaitu kejituan daripada suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. (Nurkancana, 1986:128-120).
Dalam penelitian ini, pembahasan fadilitas dikhususkan pada vadilitas isi dan susunan . Jika diketahui dari kedua vadilitas tersebut , maka dapat dikatakan penelitian ini sudah sesuai. Penelitian ini memiliki vadilitas isi, karena meteri yang dituangkan dalam intrumen sudah mampu memiliki bahan-bahan yang telah diberikan. Penelitian ini memiliki vadilitas susunan, karena penyusunan intrumen penelitian telah didasarkan pada pedoman penyusun tes, seperti berikut ini, (1) soal tes objektif hendaknya didahului oleh petunjuk tentang cara pengerjaannya, (2) istilah dan susunan kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat dan usia siswa, (3) setiap pertanyaan memiliki satu macam penafsiran, dan (4) urutan jawaban yang betul tidak mengikuti pola-pola yang tetap (Dekdikbut, Pedoman Penilaia, 1979:4).
3.4 Teknik Penelitian
3.4.1 Teknik Pengumpulkan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberi tes kepada siswa sampel. Tes dilakukan setelah intrumen penelitian yang telah diuji cobakan disempurnakan. Secara keseluruhan pelaksanaan pengumpulan data dikoordinasi oleh peneliti dengan dibantu guru bahasa Indonesia setempat.
Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah (1) menentukan peserta tes, (2) memberitahu peserta untuk persiapankan diri, dan (3) menentukan waktu dan tempat pelaksanaan .
Pelaksanaan penyebaran instrumen dilakukan satu hari setelah pelaksanaan ujicoba; yaitu pada tanggal 31 mei 1994. Adapun prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut, (1) mengatur persiapan dan menertipkan siswa, (2) memberi petunjuk pengerjaan soal dan mengadakan pembetulan soal yang mengalami kesalahan pengetikan, (3) memberikan puisi bahan tesdan menugasi siswa untuk membaca puisi bahan tersebut dalam waktu 15menit, (4) membagikan lembar soal dan lembar jawaban, dan (5) mengumpulkan lembar jawaban tes kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi.
3.4.2 tehnik Analisis Data
Adapun langkah –langkah analisis dalam penelitian ini meliputi:
(1) Penyeleksian Skor
Data yang telah diberi skor, diseleksi kemudian didaftar secara berurutan sesuai dengan aspek kemanpuan yang telah ditetapkan ( lihat lampiran 5).
(2) Penentuan Skor Maksimal Ideal (SMI)
Skor maksimal ideal ditentukan berdasarkaan jumlah item yang di miliki oleh masing masing aspek dikalikan skor tiap-tiap item, kemampuan untuk aspek kemampuan 1, SMI=30; Ak 11= 5 , AK 111 5, AK1V=10; danAK V= 50.
(3) Mencari Nilai Rata – rata Ideal (SMI)
Rumus yang di gunakan untuk mencari nilai rata- rata ideal adalah :1/2 X SMI.
Hasil penghitungan MI mennunjukan , Mi untuk AK I= !,5,AKK II=2,5 ; AK 1112,5 AK 1V= 5 ,dan AK2,5.
(4) Mencari standar deviasi Ideal (SDI)
Rumus yang digunakan untuk mencari standar deviasi ideal adalah : SDI=1/3X MI.
Hasil penghitungan SDI menunjukan , SDI untuk aspek kemampuan AK1= 5 ; AK 11, 0,8 ; AK111 =0,8 ;AK 1V =1,66 dan AK V = 8,33.
(5) Menyusun tabel konversi Pengubahan Skor Mentah kenilai Angka Skala 0 – 10

Penyusunan tabel konversi norma absolud skala 0 – 10ini , didasarkan pada pedoman konversi norma absolud skala sebelas (Nurkancana , dkk ,1983 : 84)
Tabel 3

KORVERSI PENGGUBAHAN SKOR MENTAH KE NILAI ANGKA SKALA
0 - 10

Skala Sigma Skala Nilai Skala Angka

---------------------------- 11/10 -------------- ------------
MI + 2,25 SDI ---------------------- MI + 2,25 (SDI)
--------------------------- 10/9 ---------------------------
MI + 1,75 SDI ---------------------- MI + 1,75 (SDI)
---------------------------- 9/8 ---------------------------
MI + 1,25SDI --------------------- MI + 1,25 (SDI)
----------------------------- 8/7 ---------------------------
MI +0,75 SDI ----------------------- MI + 0,75 (SDI)
------------------------------ 7/6 ---------------------------
MI + 0,25 SDI ------------------------ MI + 0,25 (SDI)
------------------------------ 6/5 ---------------------------
MI – 0,25 SDI ----------------------- MI + 0,25 (SDI)
----------------------------- 5/4 --------------------------
MI – 0,75 SDI ---------------------- MI + 0,75 (SDI)
----------------------------- 4/3 --------------------------
MI – 1,25 SDI --------------------- MI + 0,25 (SDI)
----------------------------- 3/2 ------------------------
MI - !,75 SDI --------------------- MI – 1,75 (SDI)
----------------------------- 2/1 ------------------------
MI – 2,25 SDI ----------------------- MI – 2,25(SDI)
------------------------------ 1/0 ------------------------
Berdasarkan tabel konversi dan nilai lambang yang terdapat di dalamnya, maka dapat dilaksanakan pengubahan skor mentah ke nilai skala 0-10. Hasil perhitungannya konversi nilai skala 0-10 dapat dilihat pada lampiran 4. (6) Mengubah Skor Mentah menjadi nilai Skala 0-10
Berdasarkan tabel konversi, dapat ditentukan nilai siswa, yaitu dengan jalan menarik garis vertical antara hasil perkalian skala angka yang disesuaikan dengan skor seorang siswa dengan skala nilai 0-10.
(7) Mengubah Distribusi Frekuensi Perhitungan distribusi frekuensi adalah kegiatan penganalisisan lebih lanjut mengenai data yang telah diperoleh dari scoring. Langkah-langkah perhitungan distribusi frekuensi ini adalah :
(a) Menghitung frekuensi (f%) penjawab benar :
(B)Menghitung presentase frekuensi penjawab benar (f%), dengan rumus : f%=f/N X 100%
Keterangan : f = penjawab benar dengan nilai 75 ke atas
f% = frekuensi penjawab benar
N = jumlah seluruh pengikut tes
(c) Menghitung jumlah komulatif frekuensi dari atas ke bawah :
(d) Mentabulasikan distribusi frekuensi, yaitu memasukan distribusi frekuensi tersebut kedalam tabel.
Pentabulasikan distribusi frekuensi dapat dilihat pada lampiran 4.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Tahap Persiapan
Tahap Persiapan ini, diantaranya ialah sebagai berikut :
(1) pemilihan Judul
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan pemilihan judul yang relevan dan sekitarnya mampu dikerjakan oleh peneliti.
(2) Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing
Pada tahap ini, merupakan kelanjutan dari tahap pemilihan judul, setelah mendapat judul yang relaven kemudian konsultasi dengan dosen pembimbing.
(3) Studi Kepustakaan
Pada tahap ini, dilakukan tahap penelaahan terhadap pustaka yang saling berkaitan dengan gaya bahasa, citraan, pengajaran puisi dan sebagainya, yang nantinya dapat digunakan sebagai landasan teoritas dalam pembahasan penelitian ini.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini, berupa kegiatan yang saling terkait yaitu, (1) pengumpulan data, (2) pengolahan data, dan (3) penyimpulan hasil analisis data.
3.5.3 Tahap Penyelesaian
Tahap akhir dari penelitian ini , adalah (1) penyusunan draf laporan , (2) pengrevisian draf laporan , (3) pemantapan draf laporan, dan (4) pengetikan atau penggadaan draf laporan.








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu memperoleh gambaran objektif tentang kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam puisi, yang meliputi (1) bahasa kias dalam puisi, (2) pemahaman makna kias dalam puisi, (3) pengertian bahasa kias metafora, (4) pengertian bahasa kias simile, (5) pengertian bahasa kias personifikasi, (6) pengertian bahasa kias metonimia, dan (7) pengertian bahasa kias sinedoke tersebut, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif tersebut memiliki ciri-ciri tertentu, sebagaimana dikemukakan ole Winarno Surachmad, (1972 : 132 ) bahwa metode diskriptif memiliki cirri-ciri (1) memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, (2) data yang dikumpulkan disusunkan, dijelaskan, dan kemudian dianalisis, (3) menjelaskan dengan teliti dan terinci baik mengenai dasar-dasar metodologinya maupun mengenai detail teknis secara khusus, (4) menjelaskan prosedur pengumpulan data serta pengamatan dalam penelitian terhadap data.
3. 2 Populasi dan Sampel
3. 2. 1 Populasi
Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas II AMA PGRI 02 Talun Tahun Ajaran 1993/1994. Siswa yang tercakup dalam populasi adalah siswa yang telah memperoleh program pengajaran karya sastra dan pengajaran kosa kata berdasarkan kurikulum 1994. Adapun siswa selaku populasi dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan tersebut.

3. 2. 2 Sampel
Penelitian ini, dalam menentukan sampel menggunakan teknik cluster sampel. teknik cluster sampel adalah menentukan salah satu kelas dari jumlah kelas yang ada.
Dalam penelitian ini, jumlah sampel ada yaitu 45 siswa, dengan cirri-ciri sebagai berikut, (1) sampel adalah siswa kelas II A3 SMA 02 Talun Tahun ajaran 1993/1994 (2) siswa telah memiliki pengalaman belajar tentang pemahaman gaya bahasa dalam puisi, dan (3) siswa telah berpengalaman menyelesaikan bentuk-bentuk tes pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan.















































































BAB IV

HASIL PENELITIHAN



Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, maka hasil penelitihan yang diperoleh berupa (1) kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi, (2) kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi , (3) kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi, (4) kemampuan memahami pengertian bahasa kias metomia dalam puisi, dan (5) kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.



4.1 KEMAMPUAN MEMAHAMI PENGERTIAN BAHASA KIAS METAFORA
DALAM PUISI.

Data kemapuan memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi dari sample sebanyak 45 siswa tercantum sample sebanyak 45 siswa pada lampiran 4 data 1. Dalam proses analisis terlihat skor maksimal ideal ( smi ) = 30 dan nilai rata-rata ideal ( MI ) = 15, sedangkan standar deviasi ideal ( SDI ) = 5. selanjutnya MI dan SDI dimaksudkan kedalam table konversi pengubahan skor mentah menjadi nilai 0 – 10. dari tabel - tabel itu dapat diketahui bahwa nilai 10 berada pada skala angka 26, 4-30 nilai 9 berada pada skala angka 23, 9-26,3, nilai 8 berada pada skala angka 21,4 – 23, 8 , nilai 7 berada pada skala angka 18, 9 – 21 , 3 nilai 6 berada pada skala angka 16,4 – 18,8 nilai 5 berada pada skala angka 13,5 – 16,3 , nilai 4 berada pada skala angka 11,4 – 13,8 , nilai angka 3 berada pada skala angka 8,76 - 11,3 , nilai 2 berada pada skala angka 6,26 – 8,75, nilai 1 berada pada angka 3,8 – 6,25 nilai 0 berada pada skala angka tersebut maka gambaran hasil analisis data yang diperoleh dapat diperjelas dengan tabel distribusi frekuensi seperti berikut .








TABEL 4
DISTRIBUSI FREKUENSI PENJAWAB BENAR
ASPEK KEMAMPUAN I



JUMLAH
ITEM SKALA
NILAI
0 – 10 FREKUENSI

f f % KOMULASI
f f%
5 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0


21
9
-
7
3
3
1
-
-
1
0 46,6
20
-
15,6
6,7
6,7
2,2
-
-
2,3
-
21
30
30
37
40
43
44
44
45
-
-
46,7
66,7
-
82,3
89
95,7
97,9
-
-
100
-



Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 10 dan nilai terendah 1. lebih lanjut, dari tabel tersebut dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang mencapai nilai 75 atau lebih berjumlah 40 siswa = 89 %. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai lebih kecil dari 75 berjumlah 5 siswa = 11,1 % . perhitungan jumlah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.






TABEL
TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥75 DAN ≤ 75 ASPEK KEMAMPUAN I

NILAI 75
NILAI 75
JUMLAH PERSENTSE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

21
9
-
7
3
-
-
-
-
-
-
46,7
20
-
15,6
6,7
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
-
-
-
-
3
1
-
-
-
1 -
-
-
-
-
6,7
2,2
-
-
-
2,2

JUMLAH 40 89 5 11,1


Untuk lebih jelasnya, gambaran hasil analisis data kemampuan memahami bahasa kias metafora dalam puisi dapat dilihat dalam diagram berikut ini .

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

AK I AK II AK III AK IV AK V
4.2 KEMAMPUAN MEMAHAMI PENGERTIAN BAHASA KIAS SIMILE
DALAM PUISI

Data kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi sebanyak 45 siswa terlihat pada lampiran 4 data 11. dalam proses analisis skor maksimal ideal ( SMI ) = 5 , dan nilai rata-rata ideal ( MI ) = 2,5, sedangkan standar deviasi ideal ( SDI ) = 0,8 . Selanjutnya MI dan SDI dimaksudkan ke dalam tabel konversi pengubahan skor mentah menjadi skala 0 – 10. dari tabel – tabel itu dapat diperoleh bahwa nilai 10 berada pada skala angka 4,4 – 5, nilai 9 berada pada skala angka 3,5 – 4,3 , nilai 8 berada pada skala angka 3,6 – 3,4, nilai 7 berada pada skala angka 3,2 - 3,5 , nilai 6 berada pada skala angka 2,4 – 2,7 , nilai 5 berada pada skala angka 1,10 – 2,3, nilai 4 berada pada skala angka 1,6 – 1,9, nilai 3 berada pada skala 1,6 – 1,9 , nilai 1 berada pada skala angka 0,8 – 1,1 nilai 0 berada pada angka 0 – 0,7 . berdasarkan penarikan garis vertical dari skala nilai ke skala angka tersebut, maka hasil analis data yang diperoleh dapat diperjelas dengan tabel distribusi frekuensi seperti berikut ini.






















TABEL 6
DISTRIBUSI FREKUENSI PENJAWAB BENAR
ASPEK KEMAMPUAN II


JUMLAH
ITEM SKALA
NILAI
0 - 10 FREKUENSI

f
f %
KOMULASI

f F%
1 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
21
9
-
7
3
3
1
-
-
1
0
46,7
20
-
15,6
6,7
6,7
2,2
-
-
2,2
-
21
30
30
37
40
43
44
44
45
-
-
46,7
66,7
-
82,3
89
95,7
97,9
-
-
100
-




Tabel diatas memberikan informasi lebih lanjut bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 % keatas sebanyak 40 siswa = 80 % dan yang memperoleh nilai kurang 75 % sebayak 5 siswa = 11,1 % . penghitungan jumlah dan persentase tersebut dapat dibuktikan melalui tabel berikut .









TABEL 7

TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN ≤ 75 ASPEK KEMAMPUAN II
NILAI 75
NILAI 75
JUMLAH PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
21
9
-
7
3
-
-
-
-
-
-
46,7
20
-
15,6
6,7
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
-
-
-
-
3
1
-
-
-
1 -
-
-
-
6,7
2,2
-
-
-
-
2,2
JUMLAH 40 89 JUMLAH 5 11,1

Lebih jelasnya, gambaran hasil analisis data kemampuan memahami bahasammkias simile dalam puisi dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AKI AKII AKIII AKIV AK V

4.3 KEMAMPUAN MEMAHAMI PENGERTIAN BAHASA KIAS
PERSONIFIKASI DALAM PUISI

Data kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi sebanyak 45 siswa terlihat pada lampiran 4 data III . dalam proses analisis skor maksimal ideal ( SMI ) =5 , dan nilai rata –rata ideal ( MI ) = 2,5 , sedangkan standar deviasi ideal ( SDI ) = 0,8. selanjutnya MI dan SDI dimasukkan kedalam tabel konversi pengunahan skor mentah menjadi 0 – 10 . dari tabel – tabel itu dapat diketahui bahwa nilai 10 berada pada skala angka 26,4 – 30 : nilai 9 berada pada skala angka 3,5 – 4,3 : nilai 8 berada pada skala angka 3,6 - 3,4 : nilai 7 berada pada skala angka 3,2 – 3,5 : nilai 6 berada pada skala angka 2,8 – 3,1 ; nilai 5 berada pada skala angka 0 – 0,7. nilai 8 berada pada skala angka 3,6 – 3,4 ; nilai 7 berada pada skala angka 3,2 – 3,5 ; nilai 6 berada pada skala angka 2,8 – 3,1 ; nilai 5 berada pada skala angka 2,4 – 2,7 ; nilai 4 berada pada skala angka 1,6 – 1,9 ; nilai 2 berada pada skala angka 1,2-1,5 ; nilai 1 berada pada skala angka 0 – 0,7.
Berdasarkan penarikan garis vertical dari skala nilai ke skala angka tersebut, maka gambaran hasil analisi data yang diperoleh dapat diperjelas dengan table distribusi freksfensi seperti berikut ini.

TABEL 8
DISTRIBUSI FREKUENSIS PENJAWAB BENAR
ASPEK KEMAMPUAN 111

JUMLAH
ITEM
SKALA
NILAI FREKUENSI
KOMULATIF
f f % f 1 %
1 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
13
11
-
12
-
6
-
3
-
-
-
28,9
24
-
26,7
13,3
-
6,7
-
-
-
-
13
24
-
36
-
42
-
45
-
-
-

18,9
53,3
-
80
-
93,3
-
100
-
-
-


Tabel tersebut memberikan informasi lebih lanjut, bahwa siswa yang memperoleh nilai 95 ke atas sebanyak 36 siswa = 80 % dan yang memperoleh nilai kurang dari 75 % sebanyak 9 siswa = 20 % . penghitungan jumlah persentase tersebut dapat dibuktikan melalui table seperti terlihat berikut ini.



TABEL 9
TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ DAN < 75 % ASPEK KEMAMPUAN III



NILAI
75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
13
11
-
12
-
-
-
-
-
-
-
28,9
24,4
-
26,7
-
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0



-
-
-
-
-
6
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
13,3
-
6,7
-
-
-

JUMLAH 36
80 JUMLAH 9 20




Lebih jelasnya, gambaran hasil analisi data kemampuan memahami bahasa kias personifikasi dalam puisi dapat dilihat dalam diagram berikut.

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AKI AKII AKIII AKIV AK V





4.4 Kemampuan Memahami Pengertian Bahasa Kias metonimia Dalam
Puisi

Data kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi sebanyak 45 siswa terlihat pada lampiran 4 data IV. Dalam proses analisis terlihat skor maksimal ideal ( SDI ) = 10, dan nilai rata-rata ideal ( MI ) = 15, sedangkan standar deviasi ideal ( SDI ) = 1,66. selanjutnya MI dan SDI dimasukkan ke dalam table konversi pengubahan skor mentah menjadi skala nilai 0 – 10. Dari tabel – tabel itu dapat diketahui bahwa nilai 10 berada pada skala angka 8,75 – 10 : nilai 9 berada pada skala angka 7, 92 – 8, 74 : nilai 8 berada pada skala angka 7, 09 - 7,91.
7,91 ; nilai 7 berada pada skala angka 6,26 – 7,08 ; nilai 6 berada pada skala angka 5,42 – 6,25 ; nilai 5 berada pada skala angka 4,59 – 5,42 ; nilai 4 berada pada skala angka 3,76 – 4,58 ; nilai 3 berada pada skala angka 2,93 ; nilai 1 berada pada skala angka 1,27 – 2,09 ; nilai 0 berada pada skala angka 0 - 1,26. berdasarkan penarikan garis vertical dari skala nilai keskala angka tersebut, maka gambaran hasil analis data yang diperoleh dapat diperjelas dengan tabel distribusi frekuensi seperti berikut ini.


TABEL 10
DISTRIBUSI FREKUENSI PENJAWAB BENAR
ASPEK KEMAMPUAN IV



JUMLAH
ITEM SKALA

NILAI
0 - 10 FREKUENSI

f
f %
KOMULASI

f f %
2 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
6
-
14
-
18
-
5
-
2
- -
13,3
-
31,1
-
40
-
11,1
-
44,4
-

-
6
-
20
-
38
-
43
-
45
- -
13,3
-
44,4
-
84,4
-
95,5
-
100
-





Tabel tersebut memberikan informasi lebih lanjut bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 % k eats sebanyak 20 siswa = 44,4% dan yang memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 25 siswa = 55, 5 % . penghitungan jumlah dan persentase tersebut dapat dibuktikan melalui tabel seperti berikut ini .






TABEL II
TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN ≤ 75 ASPEK KEMAMPUAN IV




NILAI
75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
6
-
14
-
-
-
-
-
-
- -
13,3
-
31,1
-
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -
-
-
-
-
18
-
5
-
2
-
-
-
-
-
-
40,4
-
11,1
-
4,4
-

JUMLAH 36
80 JUMLAH 9 20


Lebih jelasnya, gambaran hasil analis data kemampuan memahami bahasa kiss metonimia dalam puisi dapat dilihat dalam diagram berikut ini.










100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AKI AKII AKIII AKIV AK V


4.5 KEMAMPUAN MEMAHAMI PENGERTIAN BAHASA KIAS
DALAM PUISI

Data kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi dari sample sebanyak 45 siswa tercantum pada lampiran 4 dan 5. dalam proses analisis terlihat skor maksimal ideal ( SMI ) = 50, dan nilai rata-rata ideal ( MI ) = 25, sedangkan standar deviasi ideal ( SDI ) 8,33. selanjutnya MI dan SDI dimasukkan ke dalam tabel konversi pengubahan skor mentah menjadi nilai 0 – 10 . dari tabel-tabel itu dapat diketahui bahwa nilai 10 berada pada skala angka 43,8 – 50 : nilai 9 berada pada skala angka 39,1 – 43,7 ; nilai 7 berada pada skala angka 1,3 – 35,4; nilai 6 berada pada skala angka 27,2 – 31,2; nilai 5 berada pada skala angka 23 – 27,1 ; nilai 4 berada pada skala 18,9 – 22,9; nilai 3 berada pada skala angka 14,7 – 18,8 ; nilai 2 berada pada skala angka 10,5 – 14,6 nilai 1 berada pada skala angka 6,4 – 10,4 , nilai 0 berada pada skala angka 0 – 6,3 . berdasarkan penarikan garis vertical dari skala nilai ke skala angka tersebut, maka gambaran hasil analisis data yang diperoleh dapat diperjelas dengan tabel distribusi frekuensi seperti berikut .





TABEL 12
DISTRIBUSI FREKUENSI PENJAWAB BENAR
ASPEK KEMAMPUAN V



JUMLAH
ITEM SKALA

NILAI
0 - 10 FREKUENSI

f
f %
KOMULASI

f f %
2 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
6
-
14
-
18
-
5
-
2
- -
13,3
-
31,1
-
40
-
11,1
-
44,4
-

-
6
-
20
-
38
-
43
-
45
- -
13,3
-
44,4
-
84,4
-
95,5
-
100
-




Tabel di atas memberikan informasi lebih lanjut bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 12 siswa = 26,7 % dan yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 33 siswa = 73,2 % . penghitungan memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 33 siswa = 73,2 %. Penghitungan jumlah dan persentase tersebut dapat dibuktikan melalui tabel seperti berikut ini.






TABEL 13
TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥75 DAN < 75 ASPEK KEMAMPUAN V





NILAI
75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
-
4
-
8
-
-
-
-
-
-
-
-
8,9
-
17,8
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -
-
-
-
-
6
-
15
6
-0
6
-
-
-
-
-
13,3
-
33,3
13,3
-
-

JUMLAH 12 26,7 JUMLAH 33 73,2


L ebih jelasnya , gambaran hasil analisis data kemampuan memahami bahasa kias sinekdoke dalam puisi dapat dilihat dalam diagram berikut ini.








100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AKI AKII AKIII AKIV AK V

Demikian uraian hasil analisis data kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi pada siswa kelas II SMA PGRI Talun tahun ajaran 1993 / 1994. untutk lebih jelasnya gambaran hasil analis data (1) kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi, (2) kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi ( 3) kemampuan memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi, (4) kemampuan memahami pengertian bahasa kias mdetoninja, dan ( 5) kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dapat dilihat dalam diagram berikut.

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AKI AKII AKIII AKIV AK V




Keterangan :
AK I : persentase kemampuan memahami pengertian bahasa kias metafora
dalam puisi.
AK II : persentase kemampuan memahami pengertian bahasa kias simile
dalam puisi.
AK III : persentase kemampuan memahami pengertian bahasa kias
Personifikasi dalam puisi.
AK IV : persentase kemampuan memahami pengertian bahasa kias metonimia
dalam puisi
AK V : persentase kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke
dalam puisi
KT : kriteria target.


RANGKUMAN 14
RANGKUMAN HASIL ANALISI DATA


No Aspek kemampuan memahami Bahasa Kias Dalam Puisi 75
jumlah persentase 75
jumlah persentase Tafsiran hasil Analisi Data
1 2 3 4 5 6 7
1.

2.

3.

4

5




Memahami pengertian bahsa kias metafora dalam puisi.
Memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi.
Memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam pusi
Memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi.
Memahami pengertian bahasas kias sinekdoke dalam puisi 40

40

36

20

12
89%

89%

80%

44,4%

2,7% 5

5

9

25

33 11,1%

11,1%

20%

55,5%

73,2% Hipotesis diterima

Hipotesa diterima

Hipotesa diterima

Hipotesis ditolak

Hipotesis ditolak






5.2 Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil analisis data ( butir 4.1 ) dan rangkuman hasil analis data ( 5.1 ) , maka secara aspectual dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi.
2) Siswa kelas II SMA PGRI 02 Talun tahun ajaran 1993/1994 mampu memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi.
3) Siswa kelas ……………….mampu memahami pengertian bahasa kias personifikasi dalam puisi.
4) Siswa kelas II …………..tidak mampu memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi.
5) Siswa………………..tidak mampu memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.

Lebih lanjut , bertolak dari tujuan umum penelitihan, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II ….kurang mampu memahami bahasa kias dalam puisi. Dikatakan kurang mampu memahami bahasa kias dalam puisi, karena ada beperapa bahasa kias yang belum dipahami oleh siswa (1) pengertian bahasa kias metonimi dalam puisi dan (2) pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.

5.3 Saran - saran

berdasarkan kesimpulan hasil penelitihan, maka berikut ini dapat disampaikan beberapa saran, baik dalam bidang pengajaran maupun untuk peneliti selanjutnya.

5.3.1 Saran Dalam Bidang Pengajaran
Bertolak dari hasil penelitihan, yaitu siswa kelas …..(1) memahami pengertian bahasa kias metafora dalam puisi, (2) mampu memahami pengertian bahasa kias simile dalam puisi (3) mampu memahami pengertian bahasa kias personifikasi dakam puisi, (4) tidak mampu memahami pengertian bahasa kias metonimi dalam puisi, dan (5) tidak mampu memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi, maka dapat diketahui bahwa kemampuan memahami bahasa kias dalam puisi masih kurang oleh siswa ………….., hal ini dapat dilihat pada kemampuan memahami bahasa kias metonimia dan sinekdoke.
Sehubungan dengan perkembangan hal tersebut, maka dapat diduga bahwa kekurangan – keberhasilan tersebut disebabkan oleh kekurangan akraban siswa dengan puisi, maka disarankan dalam bidang pengajaran puisi agar lebih ditingkatkan, khususnya dalam hal memahami pengertian bahasa kias metonimia dalam puisi dan kemampuan memahami pengertian bahasa kias sinekdoke dalam puisi.


5.3.2 Saran Kepada Peneliti Selanjutnya.

Dalam penggarapan penelitihan ini, peneliti dihadapkan pada beberapa persoalan, antara lain (1) sulitnya mencari dan memilih bahan tes, berupa puisi, yang sesuai dengan minat dan tingkat kemampuan siswa kelas …..
(2) sulitnya mencari bahan tes , berupa tes, yang memuat berbagai jenis bahasa kias dalam puisi yang bervariasi dan , (3) sulitnya menentukan umpan ( distractor) yang mirip dengan kunci jawaban . dengan adanya beberapa persoalan diatas , maka peneliti mengalami kesulitan dalam mengkaji alat pengukur kemampuan siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disarankan pada peneliti selanjutnya agar memperhatikan beberapa persoalan diatas, sehingga tidak terperangkap pada kesulitan yang sama.
Penelitihan ini hanya mampu mendiskripsikan kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam puisi, maka disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitihan yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam memahami bahasa kias dalam genre sastra yang lain.















TES KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI PADA SISWA KELAS II…………

( waktu : 45 menit )

LEMABAR A
PETUNJUK MENGERJAKAN
1. Tulislah nama, kelas , dan nomor urut kelas pada lembar jawaban ( Lembar D ).
2. Bacalah sebuah puisi pada lembar B baik-baik, dengan memperhatikan dan memahami bahasa kias yang terdapat dalam puisi tersebut.
3. Bacalah setiap pertanyaan yang terdapat pada lembar C dengan cermat, dan jawablah setiap pertanyaan dengan memberikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda anggap paling tepat di lembar jawaban yang telah tersedia ( lembar D ).
4. Berilah tanda lingkaran untuk jawaban yang tidak jadi anda pilih ( 1.a b c d e ), kemudian berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang baru, seperti contoh berikut ( 1. a b c d e ).


BAHAN TES KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI…….

LEMBAR B

DOA ORANG LAPAR
Kelaparan adalah burung gagak
Yang licik dan hitam
Jutaan burung gagak
Bagai awan yang hitam

O Allah !
Burung gagak menakutkan
Dan kelaparan adalah burung gagak
Selalu menakutkan
Kelaparan adalah pemberontakan
Adalah penggerak aib
Dari pisau – pisau pembunuh
Yang diayunkan oleh tangan – tangan orang miskin.
Kelaparan adalah batu – batu karang
Di bawah laut yang tidur.
Adalah pengkhianatan kehormatan.
Seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
Melihat bagaimana tanganya sendiri
Meletakkan kehormatanya di tanah
Karena kelaparan
Kelaparan adalah iblis.
Kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran
Allah !
Kelaparan adalah tangan-tangan hitam
Yang memasukkan segemgam tawas
Ke dalam perut para miskin

Allah !
Kami berlutut.
Mata kami adalah mata - Mu
Ini juga mulut - Mu
Ini juga hati- Mu
Ini juga perut – Mu.
Perut – Mu lapar, ya Allah !
Perut – Mu menggemgam tawas
Dan pecahan-pecahan kaca
O Allah !
Betapa indahnya sepiring nasi panas
Semangkuk sop dan segelas kopi hitam
Allah !
Kelaparan adalah burung gagak
Jutaan burung gagak
Bagai awan hitam
Menghalang pandangku
Ke sorga – Mu






SOAL KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI PADA SISWA

LEMBAR C
1. Kelaparan adalah burung gagak.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. Simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
2. Dan kelaparan adalah burung gagak
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. Sinekdoke
3. Kelaparan adalah pemberontakan .
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
4. Kelaparan adalah batu – batu karang
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
5. Kelaparan adalah iblis.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
6. Kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias ;
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
7. Bagi awan yang hitam.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
8. Di bawah laut yang tidur
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke


9. Dari Pisau-pisau pembunuh.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
10. Betapa indahnya sepiring nasi panas.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
d. sinekdoke
11. Melihat bagaimana tanganya sendiri.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
e. sinekdoke
12. Meletakan kehormatan di tanah.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
e. sinekdoke
13. Kami berlutut
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. metonimi
e. sinekdoke
14. Ini juga mulut-MU
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte
15. Ini juga hati-MU
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte
16. Ini juga perut – Mu.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte
17. Perut – Mu menggegam tawas.
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte



18. Perut – Mu Lapar.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte
19. Mata kami adalah mata – Mu.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte
20. Ke sorga – Mu.
Kalimat di atas termasuk salah satu jenis bahasa kias :
a. metafora b. simile c. personifikasi d. pars pro toto
e. totem pro parte


























HASIL ANALISI DERAJAT KESUKARAN DAN DAYA INSTRMEN YANG TELAH DIUJICOBAKAN.

No Item Kriteria DK WL WH DB Kriteria
1 2 3 4 5 6 7
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
M
S
M
S
S
S 27
54
31
42
42
42
50
35
65
46
50
42
31
19
23
31
23
50
50
50 5
8
8
9
9
9
9
6
9
9
9
9
6
3
4
6
6
8
8
8
2
6
0
2
2
2
4
3
8
3
4
2
2
2
2
2
0
5
5
5
0,23
0,15
0,61
0,54
0,54
0,54
0,1
0,69
0,1
0,46
0,38
0,54
0,31
0,1
0,15
0,31
0,46
0,23
0,23
0,23 TI
TI
I
I
I
I
TI
I
TI
I
I
I
I
TI
TI
TI
I
TI
TI
TI














KETERANGAN
DK :derajat kesukaran
WL : Jumlah Individu kelompok bawah ( ….dari bawah ) yang tidak menjawab
salah satu item tertentu
WH : Jumlah Individu kelompok atas ( 27 % dari atas ) yang tidak menjawab atau
Menjawab atau menjawab salah pada item tertentu.
DK : Derajat Kesukaran
M : Mudah
S : Sedang
DB : Daya Beda
I : Ideal
TI : Tidak Ideal


























DATA I : Kemampuan Memahami Pengertian Bahasa Kias Metafora Dalam
Puisi
Skor Maksimal Ideal ( SMI ) = 6 x 5 = 30
Nilai Rata-rata Ideal ( MI ) = x SMI = x 30 = 15
Standar Deviasi Ideal ( SDI ) = x MI = x 15 = 5

TABEL KONVERSI PENGUBAHAN SKOR MENTAH KE NILAI
SKALA NILAI 0 - 10


SKALA
SIGMA SKALA
NILAI SKALA
ANGKA

MI + 2,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 2,25 SDI 10
15 + 2,25 ( 5 ) = 15 + 11,3 = 26,3

15 + 1,75 ( 5 ) = 15 + 8,75 = 23,8

15 + 1,25 ( 5 ) = 15 + 6,25 = 21,3

15 + 0,75 ( 5 ) = 15 + 3,75 = 18,8

15 + 0,25 ( 5 ) = 15 + 1,25 = 16,3

15 - 0,25 ( 5 ) = 15 + 1,25 = 13,8

15 - 0, 75 (5 ) = 15 + 3,75 = 11,3

15 – 1,25 ( 5 ) = 15 – 6,25 = 8,75

15 – 1,75 ( 5 ) = 15 – 8,75 = 6,25

15 – 2,25 ( 5 ) = 15 – 11,3 = 3,7
26,4 – 30
9 23,9 – 26,3
8
21,4 – 23,8
7
18,9 – 21,3
6 16,4 – 18,8
5 13,9 – 16,3
4 11,4 – 13,8
3 8,76 – 11,
2 6,26 – 8,75
1 3,8 – 6,25
0 < 3,7











TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN < 75 ASPEK KEMAMPUAN


NILAI
≥ 75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
21
9
-
7
3
-
-
-
-
-
-
46,7
20
-
15,6
6,7
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -
-
-
-
3
1
-
-
-
-
1

-
-
-
-
6,7
2,2
-
-
-
-
2,2
JUMLAH 40 89 JUMLAH 5 11,1

















DATA II : Kemampuan Memahami Pengertian Bahasa Kias
Simile Dalam Puisi
SMI ( Skor Makasimal Ideal ( SMI ) = 1 x 5 = 15
Nilai Rata-rata Ideal ( MI ) = x SMI = x 5 = 2,5
Standar Deviasi Ideal ( SDI ) = x MI = x 2,5 = 0,8




SKALA
SIGMA SKALA
NILAI SKALA
ANGKA

MI + 2,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 2,25 SDI 10
2,5 + 2,25 ( 0,8) = 2,5 + 1,8 = 4,3

2,5 + 1,75 ( 0,8 ) = 2,5 + 1,4 = 3,4

2,5 + 1,25 ( 0,8 ) = 2,5 + 1 = 3,5

2,5 + 0,75 ( 0,8) = 2,5 + 0,6 = 3,1

2,5 + 0,25 (0,8 ) = 2,5 + 0,2 = 2,7

2,5 - 0,25 (0,8 ) = 2,5 – 0,2 = 2,3

2,5 - 0, 75 (0,8 ) = 2,5 – 0,6 = 1,9

2,5 – 1,25 (0,8) = 2,5 – 1,4 = 1,5

2,5 – 1,75 (0,8 ) = 2,5 – 1,4 = 1,1

2,5 – 2,25 (0,8 ) = 2,5 – 1,8 = 0,7
4,4 – 5
9 3,5 – 4,3
8
3,6 – 3,4
7
3,2 – 3,5
6 2,8 – 3,1
5 2,4 – 2,7
4 1,10 – 2,3
3 1,6 – 1,9
2 1,2 – 1,5
1 0,8 – 1,1
0 < 0,7

















TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN < 75 ASPEK KEMAMPUAN II


NILAI
≥ 75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
21
9
-
7
3
-
-
-
-
-
-
46,7
20
-
15,6
6,7
-
-
-
-
-
-
10
9
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
1
-
-
-
-
1

-
-
-
-
6,7
2,2
-
-
-
-
2,2
JUMLAH 40 89 JUMLAH 5 11,1



















DATA III : Kemampuan Memahami Pengertian Bahasa Kias Personifikasi
dalam Puisi
Skor Makasimal Ideal ( SMI ) = 1 x 5 = 15
Nilai Rata-rata Ideal ( MI ) = x SMI = x 5 = 2,5
Standar Deviasi Ideal ( SDI ) = x MI = x 2,5 = 0,8

TABEL KONVERSI PENGUBAHAN SKOR MENTAH KE NILAI 0 - 10




SKALA
SIGMA SKALA
NILAI SKALA
ANGKA

MI + 2,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 2,25 SDI 10
2,5 + 2,25 ( 0,8) = 2,5 + 1,8 = 4,3

2,5 + 1,75 ( 0,8 ) = 2,5 + 1,4 = 3,4

2,5 + 1,25 ( 0,8 ) = 2,5 + 1 = 3,5

2,5 + 0,75 ( 0,8) = 2,5 + 0,6 = 3,1

2,5 + 0,25 (0,8 ) = 2,5 + 0,2 = 2,7

2,5 - 0,25 (0,8 ) = 2,5 – 0,2 = 2,3

2,5 - 0, 75 (0,8 ) = 2,5 – 0,6 = 1,9

2,5 – 1,25 (0,8) = 2,5 – 1,4 = 1,5

2,5 – 1,75 (0,8 ) = 2,5 – 1,4 = 1,1

2,5 – 2,25 (0,8 ) = 2,5 – 1,8 = 0,7
4,4 – 5
9 3,5 – 4,3
8
3,6 – 3,4
7
3,2 – 3,5
6 2,8 – 3,1
5 2,4 – 2,7
4 1,10 – 2,3
3 1,6 – 1,9
2 1,2 – 1,5
1 0,8 – 1,1
0 < 0,7













TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN < 75 ASPEK KEMAMPUAN III


NILAI
≥ 75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
13
11
13
9
9
-
-
-
-
-
-
28,9
24,4
28,9
20
20
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -
-
-
-
-
5
7
2
-
-
-
-
-
-
-
-
11,1
15,6
4,4
-
-
-

JUMLAH 31 68,9 JUMLAH 14 31,1
















DATA IV : Kemampuan Memahami Pengertian Bahasa Kias Personifikasi
dalam Puisi
Skor Makasimal Ideal ( SMI ) = 2 x 5 = 10
Nilai Rata-rata Ideal ( MI ) = x SMI = x 10 = 5
Standar Deviasi Ideal ( SDI ) = x MI = x 5 = 1,66

TABEL KONVERSI PENGUBAHAN SKOR MENTAH KE NILAI 0 - 10




SKALA
SIGMA SKALA
NILAI SKALA
ANGKA

MI + 2,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 2,25 SDI 10
5 + 2,25 ( 1,66 ) = 5 + 3,74 = 8,74

5 + 1,75 (1,66 ) = 5 + 2,91 = 7,91

5 + 1,25 ( 1,66 ) = 5 + 2,08 = 7,08

5 + 0,75 ( 1,66 ) = 5 + 1,25 = 6,25

5 + 0,25 (1,66 ) = 5 + 0,25 = 5,42

5 - 0,25 (1,66 ) = 5 – 0,42 = 4,58

5 – 0,75 (1,66 ) = 5 - 1,25 = 3,75

5 - 1,25 (1,66 ) = 5 – 2,08 = 2,92

5 - 1,75 ( 1,66 ) = 5 – 2,91 = 2,09

5 - 2,25 ( 1,66 ) = 5 – 3,74 = 1,26 8,75 – 10
9 7,92 – 87,4
8
7,09 – 7,91
7
6,26 – 7,08
6 5,42 – 6,25
5 4,59 – 5,42
4 3,76 – 4,58
3 2,93 – 3,75
2 2,10 – 2,93
1 1,27 – 2,09
0 1,26












TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN < 75 ASPEK KEMAMPUAN IV


NILAI
≥ 75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
6
-
14
-
-
-
-
-
-
-
-
13,3
-
31,1
-
-
-
-
-
-
-
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -
-
-
-
-
18
-
5
-
2
-
-
-
-
-
-
40
-
11,1
-
4,4
-

JUMLAH 20 44,4 JUMLAH 25 55,5

















DATA V : Kemampuan Memahami Pengertian Bahasa Kias Personifikasi
dalam Puisi
Skor Makasimal Ideal ( SMI ) = 10 x 5 = 50
Nilai Rata-rata Ideal ( MI ) = x SMI = x 50 = 25
Standar Deviasi Ideal ( SDI ) = x MI = x 25 = 8,33

TABEL KONVERSI PENGUBAHAN SKOR MENTAH KE NILAI 0 - 10




SKALA
SIGMA SKALA
NILAI SKALA
ANGKA

MI + 2,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,25 SDI

MI + 0,75 SDI

MI + 1,25 SDI

MI + 1,75 SDI

MI + 2,25 SDI 10
25 + 2,25 ( 8,33 ) = 25 + 18,7 = 43,7

25 + 1,75 ( 8,33 ) = 25 + 14,6 = 39,6

25 + 1,25 ( 8,33 ) = 25 + 10,4 = 35,4

25 + 0,75 (8,33 ) = 25 + 6,24 = 31,2

25 + 0,25 ( 8,33 ) = 25 + 2,08 = 27,1

25 - 0,25 (8,33 ) = 25 – 2,08 = 22,9

25 – 0,75 ( 8,33 ) = 25 – 6,24 = 18,8

25 – 1,25 (8,33 ) = 25 – 10,4 = 14,6

25 – 1,75 ( 8,33 ) = 25 – 14,6 = 10,4

25 – 1,75 ( 8,33 ) = 25 – 18,7 = 6,3 48,8 – 50
9 39,7 – 43,7
8
35,5 – 39,6
7
31,3 – 35,4
6 27,2 – 31,2
5 23 – 27,1
4 18,9 – 22,9
3 14,7 – 18,8
2 10,5 – 14,6
1 -6,4 – 10,4
0 6,3

















TABEL PENGHITUNGAN JUMLAH SISWA YANG MEMPEROLEH
NILAI ≥ 75 DAN < 75 ASPEK KEMAMPUAN V


NILAI
≥ 75
NILAI 75

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-
-
24
-
8
-
-
-
-
-
- -
-
8,9
-
17,8
-
-
-
-
-
- 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -
-
-
-
-
6
-
15
6
-
6
-
-
-
-
-
13,3
-
33,3
13,3
-
13,3
JUMLAH 12 26,7 JUMLAH 33 73,2











SKOR DAN NILAI KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM
PUISI

ND SKOR NILAI
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

14
14
14
12
14
14
14
10
10
12
10
14
14
12
10
6
10
10
10
10
10
10
12
12
12
12
14
14
14
14
10
16
14
14
18
14
16
14
14
16
14
14
14
14
12

7
7
7
7
6
7
7
7
5
5
6
5
7
7
6
5
3
5
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
7
5
8
7
7
9
7
8
7
7
8
7
7
7
7
6




Keterangan :
ND : Nomor Data






















LEMBAR JAWABAN TES KEMAMPUAN MEMAHAMI BAHASA KIAS DALAM PUISI SISWA KELAS II………….


LEMBAR D
Nama :
Kelas :
No :

1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d



















KUNCI JAWABAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

AK I : 1. a
2. a
3. a
4. a
5. a
6. a

7. b
8. c
9. d
10. d




keterangan ;
AK : Aspek Kemampuan



















DAFTAR SISWA SAMPEL

KODE NAMA SISWA KODE NAMA SISWA
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45